Pemilu 2019
Alasan Kekurangan Surat Suara, Pasien RSUD Tanjung Lombok Absen Ikut Coblosan
di ruangan Rawat Instalasi Rawat Inap 2 Kelas III RSUD KLU tercatat ada pasien 15 orang dewasa dan petugas 4 medis.
Penulis: Busrah Ardans | Editor: Rizki Laelani

Alasan Kekurangan Suara, Pasien RSUD Tanjung Lombok Absen Ikut Coblosan
TRIBUN-BALI.COM, MATARAM - Ruangan Instalasi Rawat Inap (Irna) 2 Kelas III RSUD Tanjung, Kabupaten Lombok Utara (KLU) tampak ramai ketika dikunjungi Tribun-Bali.com, sekitar pukul 15.30 WITA pada Kamis (18/4/2019).
Dalam satu kamar, sekitar empat pasien yang menjalani rawat Inap..
Tak hanya pasien, ada keluarga maupun sanak saudara tampak mendampingi.
Kabarnya, pasien rawat inap yang berada di dua ruangan tersebut belum menggunakan hak pilihnya (mencoblos).
Dari informasi yang tribun-bali.com terima dari pihak rumah sakit saat disambangi, Kamis (18/4/2019) sore tadi, tercatat pada hari Rabu, kemarin ada sekitar 19 pasien rawat inap dewasa yang berada di ruangan RS dan masing-masing diduga belum melakukan pencoblosan.
Data kemarin, di ruangan Rawat Instalasi Rawat Inap 2 Kelas III RSUD KLU tercatat ada pasien 15 orang dewasa dan petugas 4 medis.
Sementara Instalasi Rawat Inap 1 ada 5 pasien terdiri atas 1 anak-anak dan 4 orang dewasa. Ditambah dua petugas medis yang berjaga.
Sementara itu, dr. Ardin Diyah Mayanti yang juga bertugas di RSUD Tanjung selama 24 jam dari Rabu pagi hingga Kamis pagi mengaku tidak ada sama sekali petugas TPS yang datang ke rumah sakit.
"Sebelumnya, H-1 KPU sudah konfirmasi, tapi hari "H" kemarin, gak ada sama sekali dari pihak KPU. Manajemen sudah menghubungi KPU dan manajemen sudah menyampaikan ke saya, tapi karena penjelasannya kurang lengkap makanya ada pasien komplein karena sudah menunggu sampai sore," kata Ardin saat dikonfirmasi tribun-bali.com, sore ini.
Sementara ditanya mengenai jumlah pasien, ia menuturkan jumlah pasien hampir berjumlah 30 orang.
Sedangkan, Ketua KPUD Kabupaten Lombok Utara, Juraidin saat ditemui di Kantor Bawaslu , KLU siang pun menanggapi dugaan tidak terfasilitasinya pasien di RSUD.
"Kalau itu kami sebenarnya sudah menyurat, yang intinya bahwa bagi yang bekerja di situ untuk ship-ship-an. Kalau A5 itu sudah dari dulu kami sampaikan. Ship-ship-an itu bahwa misalnya dia mengatur ship-nya pagi, artinya bisa memilih di TPS-nya ataupun kalau dia bawa A5 bisa memilih di TPS terdekat di RS, itu maksudnya.
"Dan pada hari itu (H Pencoblosan), kita masih kekurangan di beberapa TPS surat suara, untuk kategori ada yang calon presiden, jadi disokong. Nah teman-teman PPS itukan konsentrasinya di sana semua, dan kebetulan solusi kekurangan itu diambil juga dari TPS-TPS terdekat untuk memenuhi. Itu yang dilakukan teman-teman," kata Juraidin menanggapi.
Selain itu, mengenai jumlah surat suara di KLU, dia menjelaskan data surat suara di keseluruhan KLU, kesemuanya belum masuk dan pihaknya sudah merekap semua, masing-masing kecamatan.
Disinggung apakah adanya kekurangan surat suara, diungkapkannya, distribusi surat suara itu bertahap.
"Mungkin saat pengepakan itu yang kurang. Kurang hati-hati diproses pengepakan, prosesnya di situ terjadi adanya kekurangan," jawabnya. (*)
Berita selengkapnya bisa dibaca di Harian Pagi Tribun Bali Edisi Cetak, Jumat (18/4/2019).