Aplikasi Laut Nusantara Bantu Nelayan Tekan Biaya Produksi

Bertempat di Pantai Mertasari Sanur, Denpasar digelar acara launching Aplikasi Laut Nusantara fase dua

Penulis: Putu Supartika | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/I Putu Supartika/Tangkap layar aplikasi Laut Nusantara
Tangkap layar aplikasi Laut Nusantara. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Bertempat di Pantai Mertasari Sanur, Denpasar digelar acara launching Aplikasi Laut Nusantara fase dua.

Sebelumnya aplikasi ini telah di-launching pada Agustus 2018 dan telah di-download oleh 10 ribu pengguna.

Aplikasi ini merupakan buatan dari Balai Riset dan Observasi Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Kepala Balai Riset dan Observasi, I Nyoman Radiarta mengatakan aplikasi ini sangat membantu para nelayan saat melaut.

Aplikasi ini merupakan hasil riset KKP yang senantiasa dikembangkan sesuai kebutuhan dan masukan dari para nelayan yang telah menggunakan aplikasi ini.

"Dulu nelayan cari ikan mereka belum tahu dimana tempat ikan tersebut. Kini menjadi lebih efisien," katanya, Senin (22/4/2019).

Nelayan bisa tahu jarak lokasi ikan, jarak tempuh bahkan bisa memperhitungkan bahan bakar minyak yang akan dihabiskan untuk mencapai tempat tersebut.

"Nelayan jadi punya gambaran berapa liter BBM yang diperlukan sehingga produksi ikan kita menjadi lebih baik. Bahkan mereka juga akan tahu jenis ikan yang ada di tempat itu dan bisa menentukan cuaca di tengah laut," katanya.

Baca: Benarkah Micin Bikin Lemot dan Memengaruhi Kinerja Otak? Ini Penjelasan Ahli

Baca: UN SMP Hari Pertama, 1 Siswa SLB Tidak Ikut Ujian

Menurutnya, jika musim ikan sedang penuh, akurasi data yang diberikan oleh aplikasi ini mencapai 80 persen.

Aplikasi ini merupakan hasil kerja sama antara KKP dengan XL Axiata.

Namun aplikasi ini belum mampu untuk melakukan pemilahan lokasi ikan yang sudah layak tangkap maupun belum layak.

Launching ini dilaksanakan bertepatan dengan peringatan Hari Bumi.

Selain itu, juga digelar acara bersih-bersih pantai dan mangrove yang diikuti ratusan orang di Dream Island, Pantai Mertasari Sanur, Denpasar.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Balai Riset dan Observasi Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan bekerjasama dengan Pemkot Denpasar, nelayan, perguruan tinggi, dan beberapa komunitas yang ada di Denpasar.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved