Pengprov IODI Bali Undang Pelatih dari Malaysia, Persiapan Atlet Dancesport Jelang Pra PON 2019
Pengprov IODI Bali mengadakan pelatihan untuk para atlet dancesport Bali yang dipersiapkan mengikuti Pra PON 2019
Penulis: Putu Dewi Adi Damayanthi | Editor: Irma Budiarti
Pengprov IODI Bali Undang Pelatih dari Malaysia, Persiapan Atlet Dancesport Jelang Pra PON 2019
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pengprov Ikatan Olahraga Dancesport Indonesia (IODI) Bali mengadakan pelatihan untuk para atlet dancesport Bali yang dipersiapkan mengikuti Pra PON 2019.
Pada pelatihan kali ini Pengprov IODI Bali mengundang pelatih dancesport dari Malaysia, Joane Liong untuk melatih dan berbagi ilmu tentang standard ballroom pada tiga pasangan peserta pelatihan.
Para atlet tersebut ialah Ni Putu Archisya Anandari Wandhira, I Gusti Ngurah Aditya Surya Bayu, Bagus Made Subawa Dana, I Wayan Diva Maharani, I Nyoman Surya Rama Raditya, AA Sagung Nisma Riananda.
“Ini adalah persiapan jangka panjang menuju Pra PON yang akan dilaksanakan Agustus 2019. Kami memberanikan diri memanggil pelatih dari luar dan mengadakan pelatihan ini selama 3 hari, kebetulan sekamir sebulan yang lalu kami juga mengikuti lesson di Yogyakarta, ini adalah tahapan selanjutnya, jadi kami menginginkan dan memberikan prestasi terbaik. Tentunya untuk Pra PON nanti ingin mendapatkan tiket menuju PON 2020 di Papua, dan tentunya spesifikasi kam lebih fokus ke kategori standard ballroom. Pelatihan tersebut diikuti 3 couple, jadi mereka ini adalah atlet dancesport terbaik dari IODI Bali, kami lebih spesifikasi lagi untuk lebih fokus menargetkan medali Pra PON 2019 nanti,” terang Ketua Pengprov IODI Bali, Ni Made Suparmi di Gedung Madu Sedana, Sanur, Denpasar, Bali, Sabtu (4/5/2019).
Baca: Inilah Tiga Wakil Indonesia yang Lolos ke Final New Zealand Open 2019
Baca: PD Pasar Gencarkan Sosialisasi Bank Sampah Pasar Badung
Pelatihan tersebut rencananya akan berlangsung selama tiga hari dari tanggal 4-6 Mei 2019.
Ia berkata selama tiga hari para atlet akan mendapatkan 20 lesson, dengan harapan latihan ini mengantar mereka meraih tiket menuju PON 2020.
“Kami memang sudah maksimalkan 3 couple karena mau mengambil 20 lesson, jadi selama 3 hari itu dapat 20 lesson, kta sudah terbagi, sehingga lebih fokus ke target medali dulu. Astungkara medali emas bisa tercapai, dan tentunya untuk Pra PON 2019 ini kami hanya menginginkan mendapatkan tiket saja dulu menuju PON 2020, dan setahun menjelang PON 2020 kami akan mengadakan latihan jangka panjang kembali, kami akan lebih fokus membidik medali pada PON 2020 di Papua,” ucapnya.
Pengprov IODI Bali juga mengadakan pelatihan kategori latin pada para atlet dancesport yang berasal dari kabupaten/kota di Bali.
Pelatihan tersebut diadakan di SMKN 3 Denpasar dari tanggal 2-4 Mei 2019 dan diikuti sekitar 47 atlet dancesport.
“Kebetulan kami juga mengadakan pelatihan kategori latin, jadi ada couple, singkronice dan lain dancesport baku yang akan dipertandingkan di Pra PON dan PON 2020 di Papua juga. Untuk pelatihan latin kami memberikan kesempatan penuh kepada seluruh atlet IODI Bali , jadi keterwakilan dari semua kabupaten/kota sudah ada. Pelatihan latin oleh pelatih dari Kalimantan Timur, Ridwansyah diikuti 47 atlet dari seluruh Bali,“ katanya.
Baca: Vespa Sprint S Dibanderol Rp 48,5 Juta, Piaggio Kenalkan Produk Terbaru
Baca: Tanggul Jebol, Jalan Menuju Setra Yehembang Putus dan Rusak Parah
Disisi lain, atlet dancesport Bali, Ni Putu Archisya Anandari Wandhira yang mengikuti pelatihan untuk standard ballroom mengaku senang dapat mengikuti pelatihan tersebut karena menurutnya hal itu sangat bermanfaat kedepannya, selain itu ia juga dapat menambah ilmu tentang standard ballroom.
“Saya senang banget bisa ikut pelatihan ini karena bisa mendapatkan ilmu baru dan menambah ilmu yang masih kurang. Menurut saya pelatihan ini sangat bermanfaat ya, untuk saya sendiri dan teman-teman semua yang juga ikut pelatihan, disamping kami dapat ilmu baru, kami juga bisa mengasah ilmu sama teman-teman yang lain, terus dari sekian lesson yang saya ikuti semuanya Astungkara masuk gitu, sesuai dengan keinginan,” ucapnya.
Ia mengungkapkan, hari pertama pelatihan ini belum menemukan kendala yang berarti.
Pengakuannya hanya merasakan kelelahan saat menjalani latihan, namun langsung ditutupi Archisya dengan penuh semangat.
“Tadi sih, belum ada kendala, cuma ya pasti ada rasa capek tapi tertutupilah dengan semangatnya,” katanya.
Ia berharap kedepannya pelatihan seperti ini diadakan kembali.
“Saya berharap pelatihan seperti ini dapat diadakan lagi kedepannya, semakin banyak kami dapat ilmu kan semakin baik dan bagus kedepannya,“ harapnya.(*)