WNA Overstay Didenda Rp 1 Juta per Mei Ini, Pemkab Badung Takut Turis Asing Pindah ke Singapura
"Kalau untuk efek jera bagus. Tapi, yang akan jadi masalah WNA yang perorangan karena mereka seenaknya mau liburan ke mana-mana,"
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Rizki Laelani
WNA Overstay Didenda Rp 1 Juta per Mei Ini, Pemkab Badung Takut Turis Asing Pindah ke Singapura
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Bagi Warna Negara Asing atau WNA jika over stay 1 Hari akan dikenakan denda sebesar Rp 1 Juta.
Kebijakan ini berlaku terhitung sejak tanggal 3 Mei 2019.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2019 Tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang berlaku pada Kementerian Hukum dan HAM RI.
Setiap orang asing yang berada di Wilayah Indonesia Melampui Waktu Tidak Lebih dari 60 (enam puluh) hari dari izin keimigrasian yang diberikan dikenakan DENDA Rp 1 Juta/hari.
Namun Pemerintah Kabupaten Badung melalui Dinas Pariwisata sangat menyayangkan hal tersebut.
Aturan yang sangat berat itu bisa memengaruhi kunjungan wisatawan.
Alasannya, banyak turis asing perorangan yang dantang ke Bali.
"Kalau untuk efek jera bagus. Tapi, yang akan jadi masalah WNA yang perorangan karena mereka seenaknya mau liburan ke mana-mana," ujar Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, I Made Badra, Sabtu (4/5/2019).
Berbeda dengan WNA yang datangnya perkelompok, menurut Badra mereka menggunakan Travel Agent, sehingga izinnya atau batas over-staynya akan diingatkan pihak travel.
"Misalnya yang perorangan keasikan liburan, dan telat 1 minggu. Jadi mereka kan kena Rp 7 juta."
"Kalau gitu lebih baik mereka ke Singapure dari pada ke Indonesia. Soalnya yang perorangan belum tentu kaya semua," jelasnya.
Pihaknya mengakui, Jika ke Singapure biaya tidak terlalu mahal. Bahkan dari uang Rp 7 juta tersebut, kata Bisa untuk memperpanjang izinnya selama 30 hari.
"Singapure kan dekat juga. Tapi menurut kami denda satu juta perhari itu sangat mahal," paparnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan dengan teknologi zaman sekarang, sebagian besar wisatawan sudah tau pasaran dan tujuannya kemana.
"Tidak jarang sekarang wisatawan ke sini (Bali) sendiri karena kecanggihan teknologi. Dulu kan orang China ke Indonesia, kususnya Bali banyak dengan grup, tapi sekarang banyak yang datang dengan grup kecil, setelah itu keluarga, pasangan, dan perorangan," jelas Badra. (*)