Ahli Geologi Ini Teliti Air Berusia 2 Miliar Tahun, Temuannya Sungguh Menakjubkan
Dengan penelitian Lollar ini, pencarian kehidupan di luar Bumi menjadi lebih mudah. Apalagi, para ahli percaya bahwa di bulan Jupiter dan Saturnus
Ahli Geologi Ini Teliti Air Berusia 2 Miliar Tahun, Temuannya Sungguh Menakjubkan
TRIBUN-BALI.COM - Barbara Sherwood Lollar, ahli geologi dari University of Toronto baru saja memenangkan penghargaan sains tertinggi dari Kanada.
Pemberi penghargaan tersebut adalah Dewan Riset Ilmu Pengetahuan Alam dan Rekayasa Kanda (NSERC).
Penghargaan ini didapatkan Lollar setelah mempelajari air tertua di Bumi. Karya tersebut digadang-gadang bisa memajukan pencairan kehidupan di dunia lain.
Seperti yang banyak diketahui, manusia sudah lama bertanya apakah kita sendirian di alam semesta.
Mars serta bulan Jupiter dan Saturnus menjadi obyek yang diamati untuk pencarian kehidupan lain di luar Bumi.
Baca: Berikut Sederet Prestasi Sharon, Siswa Peraih Nilai UN IPA Tertinggi Se-Bali.
Baca: 3 Zodiak Ini Meraih Sukses dalam Karier di Bulan Mei, Apa Termasuk Kamu?
Dengan penelitian Lollar ini, pencarian kehidupan di luar Bumi menjadi lebih mudah. Apalagi, para ahli percaya bahwa di bulan Jupiter dan Saturnus memiliki lapisan es.
Selain itu, bulan di Jupiter dan Saturnus juga kemungkinan memiliki lubang hidrotermal, yang bisa memuntahkan uap air ke luar angkasa.
Dengan penelitian Lollar tentang air purba di bawah permukaan Bumi di tambah-tambah Canadian Shield dan seluruh dunia, kemungkinan unsur kimianya bisa digunakan untuk mempelajari bulan seperti Europa (bulan Jupiter) dan Enceladus (bulan Saturnus).
"Salah satu tema utama sains planet adalah bahwa kita menggunakan Bumi untuk memahami proses yang mungkin terjadi di planet lain," ungkap Lollar dikutip dari Cbc.ca, Senin (6/5/2019).
Baca: Kronologi Bayi Elora Meninggal di TPA Drupadi Denpasar, Sang Ayah Teteskan Air Mata Saat Lihat CCTV
Baca: Aurel Kelepasan Sebut Sosok Ini Larang Konser Bareng Anang Ashanty Bersama Krisdayanti dan Syahrini
"Dan pekerjaan yang kami lakukan... memiliki relevansi langsung dengan apa yang kita lakukan ketika mencari proses di planet lain," imbuhnya.
Penelitian Lollar tentang air tertua di Bumi ini dimulai pada 2016 lalu. Air yang diteliti oleh Lollar dan timnya memperkirakan berumur dua miliar tahun.
Sebelumnya, para ilmuwan menemukan bahwa beberapa kehidupan awal tidak memerlukan fotosintesis untuk hidup.
Sebaliknya, reaksi kimia antara batuan dan air menyediakan energi yang cukup untuk mikroba bertahan hidup.
Ini membuat Lollar tertarik untuk mengamati air di bawah Canadian Shield, batuan purba yang tidak mengalami pergeseran lempeng yang cenderung menghasilkan pans di sekitar hidrotermal.
Meski begitu, masih ada reaksi kimia yang terjadi di air di bawah batu tersebut.