Ramadan 2019

Nangis di Acara Pesantren Ramadan, Napi Lapas Perempuan Sedih Jalani Puasa di Balik Jeruji Besi

Para narapidana Lapas Perempuan Klas IIA Denpasar, Ramadan tahun 2019 ini mereka jalani di balik jeruji besi

Penulis: Noviana Windri | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/Noviana Windri Rahmawati
Suasana Pesantren Ramadan bertajuk "Membentuk Kepribadian yang Disiplin dalam Beribadah" di Lapas Perempuan Klas IIA Denpasar, Kerobokan, Badung, Bali, Selasa (14/5/2019). 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Noviana Windri Rahmwati

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Seluruh masyarakat muslim di dunia menyambut bulan suci Ramadan penuh dengan suka cita.

Berbuka, tarawih dan sahur bersama keluarga adalah momen yang selalu ditunggu.

Namun, berbeda dengan para narapidana Lapas Perempuan Klas IIA Denpasar, Ramadan tahun 2019 ini mereka jalani di balik jeruji besi.

Pesantren Ramadan bertajuk "Membentuk Kepribadian yang Disiplin dalam Beribadah" adalah salah satu kegiatan rutin selama bulan suci Ramadan di Lapas Perempuan Klas IIA Denpasar, Kerobokan, Badung, Bali, Selasa (14/5/2019).

"Kami melaksanakan buka bersama, tarawih, sahur dan salat berjamaah bersama setiap hari. Selama hari Senin hingga Jumat mengaji, setiap malam Jumat bersama-sama membaca Yasin. Selalu saya sampaikan di sinilah kita bersama-sama berubah dan tempat kita menjadi lebih baik lagi. Kami harap mereka bisa semakin memperdalam ilmu keagamaan," jelas Kalapas Perempuan Klas IIA Denpasar, Lili.

Baca: WASPADAI Tanda-tanda Bahaya Serangan Jantung : Mendengkur, Berkeringat, Sakit Dada

Baca: WN Bulgaria Pelaku Percobaan Skimming Ditetapkan Tersangka

Suasana khidmat dan haru menyelimuti ruangan tempat dilaksanakannya Pesantren Ramadan.

Bahkan, tak sedikit napi yang terlihat menangis selama Pesantren Ramadan berlangsung.

Tribun Bali berbincang dengan beberapa narapidana, salah satunya narapidana asal Banyuwangi yang divonis 10 tahun kurungan penjara atas kasus narkotika jenis sabu-sabu.

Wanita paruh baya yang telah memiliki 2 orang cucu ini menuturkan sudah ketiga kalinya ia menjalani Ramadan di balik jeruji besi.

"Kangennya ya pas buka puasa dan sahur bersama. Juga berangkat tarawih bersama, Mbak. Sekarang ini saya sudah ketiga kalinya menjalani puasa di sini," ceritanya.

Baca: Pratu Kasnun Gugur Dalam Tugas, Warga pun Merasa Kehilangan Putra Terbaik Mereka

Baca: Penuhi Panggilan Polres Klungkung, Kepsek Diperiksa Terkait Dugaan Kekerasan

Hal senada juga dituturkan oleh narapidana asal Surabaya yang divonis 8 tahun kurungan penjara kasus narkotika jenis sabu-sabu.

Wanita muda berparas cantik itu terlihat menangis dan sedih di tengah Pesantren Ramadan berlangsung.

"Ini Ramadan kedua saya di sini. Vonis saya 8 tahun dan sudah menjalani 1 tahun. Ya yang paling dikangenin ya buka puasa bersama keluarga di rumah, Mbak. Kangen banget momen seperti itu," ujarnya.

Pesantren Ramadan diisi dengan lantunan Asmaul Husna oleh Majlis Takmil Wardatul Jannah, majlis taklim para narapidana Lapas Perempuan Klas IIA Denpasar.

Kultum disampaikan oleh Ustadzah Hj Anik Rahmani dan dihadiri oleh Majlis Taklim Perempuan Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (MTP IPHI) Provinsi Bali sebanyak 10 orang.

Pesantren Ramadan dilanjutkan dengan berbuka puasa, tarawih dan tadarus bersama.(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved