Ingat Sumanto? Setelah 18 Tahun, Pria Yang Terkenal Dengan Si Kanibal Ini Ingin Pulang Saat Lebaran
Masih sangat jelas di ingatan publik tentang sosok Sumanto si kanibal yang memakan daging mayat mbah Rinah 2003 silam.
TRIBUN-BALI.COM - Di momen lebaran 1440 H ini Sumanto memiliki impian untuk orangtuanya di rumah.
Masih sangat jelas di ingatan publik tentang sosok Sumanto si kanibal yang memakan daging mayat mbah Rinah 2003 silam.
Diketahui Sumanto resmi dibebaskan dari penjara sejak 2006 lalu.
Namun hingga kini Sumanto masih belum bisa bergaul bebas dengan masyarakat pada umumnya.
Berulang kali Sumanto berusaha untuk dikembalikan ke keluarganya di Desa Pelumutan Kemangkon, Purbalingga.
Namun sayangnya kehadirannya selalu mengalami penolakan dari warga setempat.
Dan Sumanto pun terpaksa dikembalikan ke Panti Rehabilitasi mental An-Nur, Desa Bungkanel, Karanganyar, Purbalingga hingga sekarang.

Mengutip dari Gridhot, Jumat (17/5/2019), meski Sumanto harus kembali tinggal di kamar khusus panti Rehabilitasi, dirinya kini telah beraktivitas layaknya masyarakat normal.
"Aktivitas saya bantu-bantu pak Haji (Supono) cabut-cabut rumput, bertani, ikut pengajian, pokoknya ikut pak haji," kata Sumanto pada 13 Juli 2017 seperti yang dikutip TribunStyle dari Tribun Jateng melalui Gridhot.ID.
Melansir dari Kompas.com, di bulan Ramadhan ini, Sumanto juga turut berpuasa meski tak rutin.
"Sumanto kadang-kadang puasa, tapi tidak wajib karena gila," kata Supono saat ditemui di rumahnya, Purbalingga, Jawa Tengah, Selasa (14/5/2019).
Meski selalu mengalami penolakan di desa tempat orangtuanya tinggal, Sumanto tetap berkeinginan untuk mengunjungi saat lebaran nanti.
"Sudah 18 tahun di sini, sudah seperti rumahnya sendiri, karena sudah ditolak lima kali (saat akan kembali ke kampung halamannya)."
"Katanya nanti kalau mau lebaran mau pulang mau kasih uang sama Bapak Ibu, terus kasih pakaian, dia ngomong sendiri," kata Supono.
Image buruk masih melekat pada diri Sumanto hingga saat ini.
Bahkan Sumanto lebih sering dikenal dengan sebutan Sumanto si kanibal ini rupanya menjadi rekan kerja Supono untuk mengisi ceramah di berbagai kota.
"Mulai hari kedua bulan Syawal Sumanto ikut saya mengisi pengajian di 24 tempat, full tanpa henti."
"Sumanto jadi bintang tamunya, karena banyak yang ingin lihat orang makan orang, malah yang ingin ketemu kiainya sedikit," kelakar Supono.

Masa Lalu Sumanto (46) yang dulu gemar memakan daging mayat
Ya, pria berkumis asal Desa Pelumutan, Purbalingga, Jawa Tengah itu, sempat begitu jadi perbincangan publik karena perilakunya pada tahun 2003 silam.
Anak sulung dari lima bersaudara itupun harus mendekam di balik jeruji besi karena kasus pencurian mayat.
Kala itu, Sumanto percaya bahwa daging mayat yang dimakannya bisa memberikan kekuatan supranatural.
Ia mengaku telah memakan daging dari tiga mayat berbeda.
Perilaku menyimpang Sumanto hanya tinggal kenangan kelam masa lalu.
Kini ia telah menjadi 'manusia baru' yang siap menjalani kehidupan sebagaimana mestinya.
Sumanto kini juga diberi tugas untuk mengurusi burung kicau milik Supono.
Untuk diketahui, Supono memang pecinta burung. Beberapa sangkar burung pun terlihat tergantung di atap selasar panti An-Nur.
Ada tujuan tersendiri mengapa sang pengasuh memberi kepercayaan itu.
Ia berharap, Sumanto akan mempunyai keterampilan merawat burung dan hal itu bisa berguna di kehidupannya kelak.
Namun, bukannya merawat burung Supono, Sumanto malah bikin ulah.
Ia melepaskan burung-burung yang diketahui mempunyai harga cukup mahal itu.
Melansir dari Tribun Jateng, ulah Sumanto itu bikin sang pengasuh tepuk jidat.
"Saya pasrahi untuk beri pakan burung, eh malah dilepas burungnya, haduh,"kata Supono.
Tidak mungkin bila Supono memarahi Sumanto karena hal tersebut.
Ditambah lagi, alasan bijak sekaligus konyol yang dilontarkan Sumanto justru membuat Supono terharu.
Menurut Sumanto, ia melepaskan burung sang pengasuh karena merasa iba.
Ia tidak tega burung-burung harus terpenjara dalam sangkar dan tidak bisa menghirup udara bebas.
"Itu kan burung berhak hidup bebas, kasihan kalau dikurung," kata Supono menirukan jawaban Sumanto.
Masih melansir dari Tribun Jateng, perasaan Supono campur aduk.
Ia mendongkol, geli sekaligus terharu dengan jawaban Sumanto.
Supono memaklumi perbuatan Sumanto.
Menurutnya, nasib Sumanto tak berbeda dari burung-burung di sangkar.
Ia tak bisa ke mana-mana, terpenjara di sisa usian karena ulah masa lalunya.
Nasib burung masih lebih baik, ketika dilepaskan, mereka masih diterima alam.
Beda halnya dengan Sumanto, ia mau pulang ke kampung halaman pun malah mendapat penolakan dari warga.
Artikel ini dipublikasikan Tribun Jabar dengan judul "Ingat Sumanto? Kini Dia Berulah Lagi, Bikin Pengasuhnya Dongkol Sekaligus Terharu"