Tularkan Semangat Founding Father ke Generasi Milenial, Pemprov Bali Rayakan Bulan Bung Karno
Peringatan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila dan Bulan Bung Karno diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Irma Budiarti
Tularkan Semangat Founding Father ke Generasi Milenial, Pemprov Bali Rayakan Bulan Bung Karno
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Peringatan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila dan Bulan Bung Karno diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali di Ardha Chandra Taman Budaya, Sabtu (1/6/2019) esok petang.
Gubernur Bali Wayan Koster mengungkapkan, pelaksanaan Bulan Bung Karno memiliki lima tujuan utama, diantaranya mengarusutamakan Pancasila dalam kehidupan masyarakat Bali dalam berbangsa dan bernegara.
Kedua, meningkatkan pemahaman masyarakat Bali tentang sejarah, filosofi dan nilai-nilai Pancasila; dan memperkokoh inklusi sosial di tengah kontestasi nilai (ideologi) dan kepentingan yang mengarah kepada menguatnya kecenderungan politisasi identitas.
Selanjutnya juga sebagai upaya membangkitkan dan memelihara memori kolektif masyarakat Bali tentang ketokohan dan keteladanan Ir Soekarno sebagai penggali Pancasila dan Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia.
Terakhir, guna memperkuat institusionalisasi nilai-nilai Pancasila sesuai dengan kearifan lokal masyarakat Bali.
“Pada Bulan Juni ada tiga peristiwa historis yang sangat penting bagi Bangsa Indonesia dan semuanya berhubungan dengan Bung Karno. Pada 1 Juni kita akan memperingati Hari Lahir Pancasila, pada 6 Juni memperingati Hari Lahir Bung Karno, dan pada 21 Juni memperingati Hari Wafat Bung Karno,” kata Gubernur Koster.
Baca: Sugeng Diamankan saat Hendak Antar Pemudik ke NTB, Sopir Bus Surabaya-Mataram Terindikasi Narkoba
Baca: Kondisi Asmirandah Memprihatinkan, Ditemani sang Ayah Tergolek di Rumah Sakit, Doa-doa Mengalir
Hari Lahir Pancasila, lanjutnya, merujuk kepada pidato Bung Karno dalam sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 1 Juni 1945.
Dalam sidang yang berlangsung sejak 29 Mei 1945 itu, para tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia memperbincangkan sejumlah hal penting, termasuk rumusan dasar negara.
Diskusi tentang dasar negara itu tidak menemukan titik terang sampai kemudian tiba giliran Bung Karno untuk berpidato.
Bung Karno, yang saat itu baru berusia 44 tahun, berpidato tanpa menggunakan teks.
Dalam pidatonya itulah Bung Karno mengajukan rumusan dasar negara yang disebutnya sebagai Pancasila.
Seluruh peserta sidang menerima rumusan itu secara aklamasi dan pidato itu kemudian dibukukan oleh BPUPKI dan diberi judul Lahirnya Pancasila oleh mantan Ketua BPUPKI, KRT, Radjiman Wedyodiningrat.
Pancasila sendiri ditetapkan oleh BPUPKI sebagai Dasar Negara Republik Indonesia sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan.