Ayunan Bermakna Poros Kehidupan, Sarana Upacara Usaba Sambah di Tenganan Pegringsingan
Beberapa sarana upacara Usaba Sambah telah disiapkan, diantaranya mendirikan ayunan terbuat dari kayu cempaka
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Irma Budiarti
Ayunan Bermakna Poros Kehidupan, Sarana Upacara Usaba Sambah di Tenganan Pegringsingan
TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Rangkaian Usaba Sambah di Tenganan Pegringsingan, Kecamataan Manggis telah dimulai.
Beberapa sarana upacara telah disiapkan.
Diantaranya mendirikan ayunan terbuat dari kayu cempaka oleh teruna Tenganan Pegringsingan.
Jumlah ayunan sekitar 4 unit, dipasang di beberapa titik.
Setiap ayunan terdiri delapan tempat duduk.
Masing-masing 2 unit bagian atas, bawah, depan dan belakang.
Ayunan terbuat dari kayu cempaka, dipasangi bunga dari janur, dan diberikan hiasan.
Klian Kedua Desa Adat Tenganan Pegringsingan, I Wayan Sudarsana mengaku, prosesi pendirian ayunan merupakan rangkaian Usaba Sambah yang digelar setiap tahun.
Ayunan didirikan oleh krama adat lelaki, 15 hari seebelum puncak acara.
Baca: Papan Peringatan Tergerus Material Piroklastik, Nyawa Kadek Yoga Melayang di Kubangan Maut
Baca: Sapu Bersih! Gunawan Fokus Jelang Lawan PSIS Semarang
"Kayunya dari pohon cempaka dan telah disucikan. Digunakan daha (perempuan yang belum menikah) setiap sore hari," jelas Sudarsana, Rabu (12/6/2019).
Proses penyucian ayunan yakni ngayunan lokan, dengan sarana berupa damar sentir dan prosesi sekitar 30 menit.
Ayunan bisa dipakai setelah disucikan.
Teruna (lelaki yang belum nikah) bertugas memutar ayunan sebanyak enam kali.
Tiga kali diputar ke arah utara, dan tiga kali ke selatan.