Mengenal Sindrom Kegalauan Umur 20-an, Ternyata Perempuan Lebih Berisiko Mengalaminya

indrom inilah yang membuat menjadi beban. Semisal ketika kita ditanyai apakah sudah kerja, sudah menikah, atau sudah punya anak

Penulis: Rino Gale | Editor: Rizki Laelani
Istimewa
Mengenal Sindrom Kegalauan Umur 20-an, Ternyata Perempuan Lebih Berisiko Mengalaminya 

Mengenal Sindrom Kegalauan Umur 20-an, Ternyata Perempuan Lebih Berisiko Mengalaminya

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Tahukah kalian sindrom Quarter Life Crisis (QLC)?

Ternyata kaum perempuan lebih beresiko mengalami QLC.

Sindrom ini adalah masa ketika seorang akan mulai merasa ragu, hilang arah terhadap masa depan, terutama mengenai karier, finansial, dan relationship.

Psikolog Dian Selaras, Hari Imam Wahyudi menjelaskan, masa ini biasanya disebut dengan sindrom kegalauan umur 20-an.

Dialami oleh 86 persen orang pada rentang umur 20 hingga 30 tahun.

Dan biasanya terjadi pada masa akhir kuliah atau masa peralihan dari dunia perkuliahan menuju dunia kerja.

"Sindrom inilah yang membuat menjadi beban. Semisal ketika kita ditanyai apakah sudah kerja, sudah menikah, atau sudah punya anak," ujarnya saat ditemui di Kantor Konsultan Psikologi Dian Selaras, jalan Tukad Gangga IV no 12 Renon, Denpasar, Bali, Jumat (21/6/2019).

Baca: Berbalut Mistis, King Kobra Putih Memang Nyata, Indah tapi Menakutkan

Baca: Cukup Senyum, Satpam Cantik Ini Bisa Bikin Pelanggan Marah Jadi Tenang

Baca: Kepala Forensik Sanglah Sebut Hal Ini yang Sebabkan Gede Yoga Meninggal Seketika di Aspal Jalan

Baca: Berkat Laporan GM Home Stay, Senjata Milik Brimob yang Dirampas 3 Tahun Lalu Akhinrya Ditemukan

"Pertanyaan yang menjurus kepribadi diri seorang inilah yang membuat hidup tidak nyaman dan menjadi beban."

"Ini yang tidak perlu dilakukan oleh semua orang yakni terlalu menanyakan hal-hal pribadi."

Namun, pada kaum perempuan lebih berisiko mengalami sindrom QLC.

Hal itu disebabkan karena adanya pergeseran tuntutan dari sekedar menikah, membangun keluarga, juga harus matang secara finansial, karier yang gemilang dan kehidupan sosial yang baik.

"Semisal ketika ditanya, sudah punya anak ? Otomatis yang menjadi beban adalah wanita bukan lakinya," ujarnya

Adapun empat tanda mengalami sindrom QLC.

Baca: Pengakuan Oknum Guru Perdayai Siswinya, Namanya Pacaran Anak Sekarang, Gak Niat Tapi,

Baca: Pesta Seks 3 Oknum Guru dan Siswi-siswinya di Ruang Lab, Awalnya Teman Curhat hingga Ada yang Hamil

Baca: Begini Gol Spaso yang Bikin Bali United ke Puncak Klasemen, Butuh Persib untuk Kukuhkan Posisi

Pertama, sering merasa terlahir sebagai pribadi yang tidak berguna akibat tidak tercapainya impian.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved