Terkuak, 3 Tahun Menghilang Senjata SS1 Brigadir Ida Bagus Suwarna Ternyata Dirampas Komplotan Ini
Polisi menemukan senjata laras panjang jenis SS1 milik Brimob yang hilang di sebuah resort di Jimbaran, Kuta Selatan, Badung tiga tahun lalu.
Penulis: Firizqi Irwan | Editor: Ady Sucipto
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Polisi menemukan senjata laras panjang jenis SS1 milik Brimob yang hilang di sebuah resort di Jimbaran, Kuta Selatan, Badung tiga tahun lalu.
Perampas sudah mengubah warna senjata tersebut.
Senjata anggota Brimob Polda Bali Brigadir Ida Bagus Suwarna itu asli buatan PT Pindad.
Senjata dirampas komplotan asal Rusia dari tangan Ida Bagus ketika dia tengah berjaga.
Perampas pukuli Ida Bagus lalu bawa lari senjata.
Demikian penjelasan Kapolresta Denpasar Kombes Pol Ruddi Setiawan saat jumpa pers di Denpasar, Selasa (25/6).
Ruddi mengatakan, senjata tersebut ditemukan di dalam mobil Toyota Avanza warna hitam yang terparkir di halaman home stay Kampung 168 Jimbaran, Kuta Selatan.
"Pemilik penginapan Kampung 168, I Made W memberikan informasi pada kita ada mobil Avanza hitam yang terparkir kurang lebih selama 3 bulan. Langsung kita datangi mobil tersebut," kata Ruddi.
"Kita datangi bersama-sama dengan tim identifikasi Polresta Denpasar dan Polda Bali, hingga akhirnya kita temukan senjata api laras panjang jenis SS1 dengan nomor seri 09.042133," kata Kapolresta Denpasar.
Kapolresta mengakui, senjata tersebut identik dengan senjata yang dicari selama hampir 3 tahun belakangan ini.
"Dari nomor seri tersebut kami melakukan uji balistik di laboratorium forensik Cabang Denpasar. Ternyata senjata laras panjang ini identik sekali dengan senjata yang diambil oleh warga negara asing di TKP Jimbaran," ujarnya.
Menurut Kombes Ruddi, nomor polisi mobil L 1304 QZ yang parkir di halaman home stay Kampung 168 ternyata palsu.
Nomor mobil yang asli yakni DK 1346 BE.

Menurut Kapolresta, hasil penyelidikan menunjukkan, komplotan asal Rusia merampok di lokasi berbeda yakni di Jalan Nakula Legian, Kuta dan Tanjung Benoa tahun lalu.
Mereka juga merampok money changer bulan Maret 2019 yang menimbulkan kerugian miliaran rupiah.