Era Digital Tuntut Belajar Sepanjang Hayat, Menristikdikti Hadir di UTY

Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan proses pendidikan, secara rutin Universitas Teknologi Yogyakarta menyelenggarakan breaktrhrough

Editor: Irma Budiarti
UTY
Menristekdikti RI, Prof Muhamad Nasir, PhD, Akt. Era Digital Tuntut Belajar Sepanjang Hayat, Menristikdikti Hadir di UTY 

Era Digital Tuntut Belajar Sepanjang Hayat, Menristikdikti Hadir di UTY

TRIBUN-BALI.COM - Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan proses pendidikan, secara rutin Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY) menyelenggarakan breaktrhrough atau terobosan pemikiran khususnya bagi para dosen, guna meningkatkan kreativitas dengan cara menemukan hal-hal, ide dan pola berpikir yang baru.

Untuk itu pula pada hari Sabtu 22 Juni 2019, UTY menyelenggarakan acara penyegaran pemikiran bagi dosen-dosen UTY, yang diisi oleh Prof Muhamad Nasir, PhD, Akt (Menristekdikti RI), Dr Bambang Moertono Setiawan, MM, Akt (Rektor UTY), dan Tanadi Santoso, MBA (pakar dan paktisi marketing dan motivasi).

Dalam paparannya, Muhammad Nasir kembali mengingatkan bahwa saat ini dan ke depan, perguruan tinggi dituntut untuk menelurkan mahasiswa yang siap menghadapi era digitalisasi dalam berbagai bidang.

Karena tuntutan solusi untuk mencapai ketepatan, kecepatan dan efisiensi, dengan solusi digital telah merambah hampir di semua bidang terutama bidang bisnis.

Baca: INFINITY8 Bali Hadirkan Promo Holiday Getaway

Baca: Mau Masak Enak Tanpa Repot? Ini Kuncinya!

Hal ini menuntut mahasiswa mempunyai kemampuan lebih, antara lain menguasai coding, selain ilmu inti dari masing-masing program studi yang digeluti.

Muhamad Nasir menyampaikan bahwa dampak dari era ini, ada banyak pekerjaan yang tereliminasi, yang digantikan dengan jenis pekerjaan baru.

“Oleh karena itu, perguruan tinggi harus mampu mempersiapkan mahasiswa dalam mengahadapi perubahan di era digital ini. Yakni dengan cara melakukan inovasi pada materi ajar, diantaranya dengan menambahkan coding pada mahasiswa di semua jurusan, dengan tingkat kedalaman materi yang disesuaikan dengan masing-masing prodi,” kata Muhamad Nasir.  

Kepada para dosen ia mengingatkan bahwa perubahan ilmu dan pengetahuan di era digital ini sudah berjalan sedemikian cepat dan jauh.

Sehingga konsep belajar sepanjang hayat harus diterapkan oleh semua dosen.

Baca: Nikmati Makan Malam Romantis di Atas Kapal Pesiar Mewah Terbesar, Bali Bounty Cruises

Baca: Main Mobile Game Sepuasnya? Kenapa Nggak!

Jika dosen masih mengajarkan materi-materi ‘jadul’ yang dipelajari 10 tahun lalu atau lebih, maka pasti ketinggalan zaman, ujarnya.

Ia mendorong para dosen untuk terus belajar dengan hal-hal yang baru saat ini, meskipun sudah usia senior.

"Hal ini penting  guna mencetak lulusan yang siap menghadapi era industri baru yang kini telah sampai di era industri society 5.0," jelasnya.

Dalam kesempatan itu Muhamad Nasir juga menyampaikan bahwa saat ini ia telah melakukan pembaharuan persyaratan dalam pembukaan prodi-prodi baru di perguruan tinggi.

Ia mendorong perguruan tinggi dapat secara kreatif membaca peluang bidang-bidang yang dibutuhkan masyarakat, masa kini dan masa depan.

Baca: Transkrip Lengkap, Pidato Prabowo dan Jokowi Sikapi Putusan MK, Bandingkan Keduanya

Baca: Prof Suryani Dukung Instruksi Gubernur Soal Program KB Bali

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved