Gerhana Matahari Total
Gerhana Matahari dan Perebutan Tirta Amerta
dalam berbagai literasi (bacaan) terutama Adi Parwa menyebut, jika awal mula adanya Gerhana Matahari adalah dengan adanya pembagian Tirta Amerta
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Rizki Laelani
Gerhana Matahari dan Perebutan Tirta Amerta. Gerhana Matahari dalam Mitologi Hindu: Raksasa Kalarau Dipenggal Cakra Dewa Wisnu
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Gerhana Matahari Total berlangsung hari ini, Selasa (2/7/2019) dan besok, Rabu (3/7/2019).
Cahaya matahari tertutup seluruhnya oleh bayangan bulan.
Akibatnya, bumi akan gelap untuk sementara.
Namun, gerhana matahari ini tidak bisa disaksikan di Indonesia.
Karena pada saat gerhana terjadi, di Indonesia memasuki waktu malam hari.
Gerhana matahari total ini bisa disaksikan di daratan Chili dan Argentina.
Mengulas mengenai Gerhana Matahari, dalam mitologi pun menguraikan hal tersebut.
Ketua PHDI Provinsi Bali, Gusti Ngurah Sudiana pernah mengulas terkait mitologi gerhana matahari pada artikel Tribun-Bali.com.
Baca: Live Streaming Gerhana Matahari Total Melalui Web NASA, Bisa Saksikan Pakai Smartphone
Baca: Gadis Belia di Denpasar Minta Dinikahi Padahal Baru Sehari Kenal, Kedua Kali Mau Diajak Intim
Ketua PHDI Provinsi Bali, Gusti Ngurah Sudiana menuturkan, dalam berbagai literasi (bacaan) terutama Adi Parwa menyebut, jika awal mula adanya Gerhana Matahari adalah dengan adanya pembagian Tirta Amerta (Air Suci) yang dibagikan oleh para Dewa.
Live Streaming Gerhana Matahari Total melalui situs web NASA
Dalam pembagian Tirta Amerta itu, para Raksasa mendengar dan ingin mengambil Tirta.
Dengan begitu, terjadilah perebutan Tirta antara para dewa dan raksasa.
Perebutan ini tidak dilakukan dengan peperangan antara Dewa dan Raksasa.
Melainkan, para Raksasa menyamar menjadi seorang Dewa, saat para Dewa hadir untuk mengambil pembagian Tirta.