Di Balik Tragedi Perkelahian Berdarah di Taman Pancing, Begini Sosok Almarhum di Mata Keluarga

nuansa duka langsung menyelimuti rumah Duka RSUP Sanglah, Denpasar, tempat di mana almarhum Dominggus Dapa disemayamkan

Penulis: Firizqi Irwan | Editor: Ady Sucipto
Tribun Bali/Ahmad Firizqi Irwan
Keluarga, sahabat dan kawan saat menghadiri prosesi doa bersama almarhum korban penusukan Dominggus Dapa di rumah duka RS Sanglah, Selasa (2/7/2019). 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Berita Denpasar terkini, nuansa duka langsung menyelimuti rumah Duka RSUP Sanglah, Denpasar, tempat di mana almarhum Dominggus Dapa disemayamkan sementara, Selasa (2/7/2019). 

Terlihat keluarga, sahabat, kawan dan handai taulan datang untuk mendoakan Dominggus Dapa ke peristirahatan terakhirnya. 

Seperti diketahui sebelumnya, Dominggus Dapa (27), pria asal Sumba Barat Daya tewas mengenaskan setelah terlibat perkelahian dalam pesta ulang tahun di kawasan Jalan Taman Pancing, Gang Nila, Pemogan, Denpasar Selatan pada Sabtu (29/6/2019).

Tragedi perkelahian berujung maut itu terjadi sekitar pukul 20.30 Wita.

Baca: Terkuak, Polisi Beberkan Pemicu Bentrok Belasan Pemuda di Pemogan Densel, 1 Korban Tewas di TKP

Korban ketika itu sempat dilarikan ke RS Sanglah Denpasar sekitar pukul 21.30 Wita.

Namun nahas, nyawa Dominggus Dapa akhirnya tak tertolong. 

Korban diketahui mengalami tiga luka tusukan di badannya yakni pada bahu, pinggang dan juga luka sayat di perut kiri korban. 

Di balik peritiwa tragis itu, ada sedikit cerita mengenai almarhum Dominggus Dapa yang dikatakan sangat pendiam dan suka bergaul dengan orang-orang.

Almarhum dikisahkan pernah kuliah di IKIP Budi Utomo, Malang, Jawa Timur selama satu setengah tahun atau sampai pada semester 3.

Baca: Baru 5 Bulan di Bali, Dominggus Dapa Tewas Disabet Sajam Saat Bentrok Berdarah di Taman Pancing

Dominggus Dapa akhirnya memutuskan untuk berhenti kuliah lantaran tak memiliki biaya untuk melanjutkan studinya.

Dari keterangan keluarga korban, Agustinus Tuna Zada kepada Tribun Bali saat ditemui di rumah duka RS Sanglah pada Selasa (2/7/2019) malam.

Ia mengatakan bahwa korban merupakan orang yang suka bergaul dan tidak memiliki masalah dengan orang-orang di sekitarnya.

"Korban kalau sama saya masih keluarga dekat. Orangnya ini selama ini kita kenal suka bergaul sama siapa saja dan setahu saya tidak punya masalah dengan orang lain selama di Bali," ujarnya Agustinus.

Selama menetap di Bali dan memutuskan untuk mencari nafkah, ia pernah bekerja beberapa bulan di Bali yakni di Bandara Ngurah Rai dan di Denpasar sebagai karyawan swasta.

Di tengah-tengah pertemuan dengan warga Sumba, ia bergaul dan mencoba beradaptasi dengan lingkungan serta rekan-rekannya di Bali.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved