Produksi Listrik di PLTS Bangklet Naik 50 persen lebih

Kawanan anjing liar yang berjemur di atas panel memicu penurunan produksi 50 hingga 60 persen, dari produksi listrik yang mampu dihasilkan semestinya

Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Widyartha Suryawan
Tribun Bali/Fredey Mercury
Karyawan PLTS Bangklet saat melakukan pembersihan panel-panel, Minggu (14/7/2019). 

TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Produksi listrik di Perusahaan Listrik Tenaga Surya (PLTS) Bangklet, Desa Kayubihi, Bangli disebut-sebut meningkat pesat.

Terhitung hingga bulan Juni ini, peningkatan produksi tercatat lebih dari 50 persen.

Direktur Perusahaan Daerah (Perusda) Bhukti Mukti Bhakti (BMN), Alit Putra membenarkan terkait peningkatan produksi tersebut.

Dimana saat ini, produksi listrik di PLTS Bangklet telah mencapai 52,79 persen. Dikatakan Alit, peningkatan produksi listrik ini dipengaruhi oleh beberapa hal. Diantaranya perbaikan alat, hingga perawatan.

Pihaknya mengaku telah melakukan perbaikan minimum kepada panel distribusi serta inverter. Namun demikian, peningkatan produksi hanya mampu menyumbang sebesar 22 persen saja.

Setelah ditelusuri, ternyata yang paling berpengaruh yakni perlu proses pembersihan yang sesuai standar.

“Sebelumnya panel surya yang berada di kawasan PLTS Bangklet, kondisinya kurang bersih. Hal ini memicu penurunan produksi 50 hingga 60 persen, dari produksi listrik yang mampu dihasilkan semestinya. Penurunan produksi juga dipengaruhi oleh gangguan pepohonan baik di dalam, maupun diluar areal PLTS yang menghalangi sinar matahari. Namun pengaruh terbesar, yakni kawanan anjing liar yang berjemur diatas panel. Dalam sehari, diperkirakan 8 hingga 10 ekor anjing berjemur saat itu,” bebernya.

Alit menjelaskan, PLTS Bangklet memiliki 5000 panel yang dibagi kedalam 50 inverter. Sedangkan produksi listrik menggunakan metode string inverter. Artinya, jika dalam satu panel terdapat gangguan untuk mendapatkan sinar matahari dan terjadi penurunan produksi, maka akan berpengaruh terhadap panel lainnya.

“Jadi jika satu panel saja terdapat gangguan, baik karena anjing yang berjemur maupun bayangan pepohonan, maka 249 panel lainnya ikut (terjadi penurunan produksi). Oleh sebab itu dibutuhkan langkah maintenance (perawatan/pembersihan) yang tepat,” jelasnya.

Proses maintenance, kata Alit, dilakukan bekerja sama dengan pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH), untuk memangkas pohon yang dinilai banyangannya menutupi areal panel.

Selain itu, pihaknya juga menutup seluruh lubang yang menjadi akses masuknya anjing liar kedalam areal PLTS selama ini.

“Di samping itu kami juga meningkatkan standar keamanan dalam bekerja, serta peralatan pendukung untuk pembersihan panel, penambahan titik air, serta pemanfaatan bak disekitar yang tidak terpakai, untuk dijadikan bak penampungan air. Sehingga manakala PDAM mati, tidak ada alasan untuk tidak membersihkan panel,” katanya.

Upaya tersebut diakuinya berhasil. Meskipun saat bulan Maret hingga Juni, beberapa kali PLTS Bangklet terdampak abu vulkanik Gunung Agung, hasil produksi di PLTS justru tetap naik. Walau demikian, Alit enggan membeberkan berapa rupiah angka penjualan listrik pasca peningkatan produksi ini.

Disinggung terkait penambahan panel, Alit mengaku belum ada rencana kedepan terkait hal tersebut. Ia mengatakan target kedepan lebih focus untuk mengoptimalkan peningkatan produksi, melalui upaya maintenance yang lebih detail.

Disamping itu, pihaknya juga merasa perlu melakukan perbaikan beberapa alat secara bertahap.

“Kami juga akan berupaya meningkatkan produksi dari sisi tekhnikal, sehingga produksi dari masing-masing inverter lebih optimal,” tandasnya. (*) 

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved