EKSKLUSIF Tribun Bali

Alat Ini Ternyata Banyak Diminati Perempuan

Lamanya sang suami berlayar menjadikan wanita berperawakan tinggi kurus ini kesepian

Editor: Agung Yulianto
pixabay.com/Free-Photos
ilustrasi wanita 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Ada banyak wanita di Bali yang merasakan kesepian saat ditinggal sang suami bekerja di luar negeri. Alat bantu seks pun menjadi pelarian untuk memenuhi kebutuhan biologi.

Seperti pengakuan yang disampaikan Yanti (34) --bukan nama sebenarnya. Ia mengaku telah menggunakan alat bantu syahwat ini sejak tiga tahun lalu, saat ditinggal sang suami bekerja di kapal pesiar. Lamanya sang suami berlayar menjadikan wanita berperawakan tinggi kurus ini kesepian.

Lima bulan awal saat ditinggal suaminya, Yanti tak begitu menghiraukan dan masih bisa sabar menunggu kedatangan suaminya. Namun setahun hingga dua tahun berjalan ia tak kuat lagi menahan nafsu berhubungan badan.

“Suami sudah tiga tahun bekerja di kapal pesiar dan bisa cuti hanya tiga bulan. Jadinya kesepian untuk urusan ranjang. Siapa juga yang kuat bertahun-tahun nafsunya nggak tersalurkan,” katanya saat ditemui Tribun Bali, Jumat (1/8/2014), di Denpasar.

Perempuan asal Tabanan yang berdomisili di Denpasar Selatan ini menyatakan, berawal dari ditinggal oleh sang suami bekerja ia pun kreatif mencari informasi mulai dari internet hingga bertanya ke teman dekatnya.

Dari hasil pencarian dan konsultasi akhirnya ia disarankan membeli alat bantu seks untuk memenuhi kebutuhan biologisnya. “Nanya ke teman, terus disarankan pakai dildo. Akhirnya aku cek di website dan memesan satu unit dildo jenis getar harganya Rp 600 ribu,” ujarnya.

Pertama kali menggunakan dildo ia merasa geli, namun setelah mencoba ia pun merasa ketagihan. Selama memakai ia merasa ada kepuasan tersendiri. Cara ini ampuh untuk mengusir kebosanan dalam berhubungan badan dengan sang suami dan ia memilih menggunakan dildo menjauhkan diri dari hubungan selingkuh.

“Awalnya geli-geli gimana gitu, tapi setelah nyoba malah jadi ketagihan. Daripada selingkuh mending pakai alat bantu seks aja,” tutur ibu satu anak ini.

Tiga tahun dibantu dengan alat seks, sampai sekarang Yanti tak pernah menceritakan ke suaminya. Ia takut dimarahi dan memilih menyembunyikan.

Saat ini Yanti telah memiliki tiga jenis penis sistetis, dari jenis getar, penis double, hingga berukuran jumbo. “Tergantung keinginan mau pakai yang mana. Kalau disuruh memilih ya jelas penginnya yang asli,“ selorohnya.

Ia mengatakan, risiko istri yang ditinggal suami bekerja jauh adalah tak terpuaskannya dalam hal kebutuhan biologis. Ia pun menyarankan kepada para perempuan yang tak kuat menahan nafsu memilih menggunakan alat bantu seks, paling tidak ini sangat membantu dan mencegah terjadinya perselingkuhan.

“Meskipun nikmatnya tak sama dengan aslinya, paling tidak hasrat bisa terpuaskan, sambil nunggu suami pulang bekerja,” pesannya.

Alat bantu seksi tak hanya menjadi kebutuhan kaum hawa. Kaum pria di Bali juga banyak yang memakai sex toys sebagai alat bantu untuk menyalurkan hasrat seksualnya.

Agung (45), penggemar sex toys di Denpasar mengatakan, dirinya telah menggunakan alat bantu seks sejak lima tahun lalu. Awalnya ia doyan pergi ke tempat prostitusi dan setiap bertamu telah mengkonsumsi obat kuat. Setelah merasa bosan ia pun beralih menggunakan alat bantu seks untuk menyalurkan hasrat biologisnya.

Alat bantu seks ia kenal melalui rekannya, dan pertama kali ia diberikan berbentuk vagina bertekstur kenyal berbahan sintetis. Walaupun menggunakannya tak senikmat aslinya, Agung mengaku cukup terpuaskan.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved