Community

Pola Duduk Berbaris Jadi Andalan

Komunitas Mandala Tuban Bangga Bisa Pertahankan Budaya

Penulis: Niken Wresthi KM | Editor: Rizki Laelani
TRIBUN BALI/NIKEN WRESTHI KM
SAMBIL DUDUK - Menurut Mandala Tuban, menarik senar layang-layang lebih mudah dilakukan jika personil belakang menariknya dengan duduk. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Komunitas Mandala Tuban terlihat kompak dalam mengatur pola bermain layangan.

Ada yang membiarkan empat atau lima personil di belakang untuk duduk. Ketika menerbangkan layang-layang, papar Gung Ocol, pemain belakang berada dalam posisi lebih rendah daripada pemain depan.

“Makin rendah, makin baik. Makanya pemain kita yang belakang tadi duduk semua,” tutur Ocol. Karenanya, ketika berlaga dalam Festival Legu Jering, Minggu (17/8/2014), Mandala Tuban memilih medan yang agak terbuka. Sehingga memungkinkan mereka untuk berbaris sambil duduk.

Sebut Gung Ocol, layang-layang biasanya diterbangkan minimal 11 orang. Lima orang di depan untuk menggerakkan atau mengarahkan layang-layang.

Lima orang di belakang menggulung dan mengulur senar. Sementara satu orang menjaga gulungan senar. (*)

Tips menerbangkan layang-layang ala Mandala Tuban:
- Perhatikan angin, jika angin kencang, jangan dipaksa, diamkan dulu hingga angin agak mereda.
- Perkedap atau perketat pita digibus agar guang atau suara layang-layang terdengar lantang.
- Personil belakang sebaiknya duduk, sebab dalam menerbangkan atau menurunkan layang-layang, personil yang bertugas menarik atau mengulur senar harus berada dalam posisi lebih rendah daripada pemain yang bertugas menggerakkan senar.

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved