Sarbagi Region

Putu Yusik Bahagia Bisa Menari, Kadek Siap Ikuti Olimpiade

Tarian Tiga Siswi YPAC Pukau Tamu

Penulis: Ady Sucipto | Editor: Rizki Laelani
TRIBUN BALI/ADY SUCIPTO
TARI - Ketiga siswi dari Yayasan Pembina Anak Cacat (YPAC) memperlihatlan tarian Puspajali dihadapan para tamu, Kamis (14/8/2014) lalu. 

TRIBUN BALI. COM, BADUNG - Meski memiliki kekurangan, Putu Yusik, Kadek Hindari, dan Komang Sri Dianawati tampak sempurna menarikan tarian Puspajali. Merekapun disambut antusias oleh tamu yang hadir.

Tiga remaja putri penyandang tunadaksa tampak bersemangat menari sambil duduk di atas kursi. Ada yang duduk di kursi roda sambil meliuk-liukkan kedua tangannya.

Ada juga yang duduk di kursi biasa dan mengikuti gerakan kedua penari lainnya. Sambil sesekali melempar senyum, ketigannya yang merupakan anak-anak dari Yayasan Pembina Anak Cacat (YPAC) sukses mencuri perhatian tamu undangan yang datang saat itu.

Ketiganya menari di hadapan tamu yang hadir pada acara peringatan Hari Pramuka dan Peringtan HUT Kemerdekaan, Kamis (14/8/2014) lalu.

“Izinkan kami menampilkan tari-tarian yang dibawakan siswa-siswi kami sebagai ucapan selamat datang dan terima kasih,” ucap Yanti, seorang guru YPAC kepada hadirin.

Iringan musik mulai melantun, serentak jemari ketiga siswi YPAC bergerak lentik. Meski hanya duduk di kursi, ketiganya tampak bersinergi menampilkan Tarian Puspajali kepada para tamu.

Lebih dari 10 menit mereka menari, tepuk tangan tamu yang hadir langsung menyambut ketiganya usai mereka menari.

Seorang di antaranya, Ni Luh Putu Yusik Suryati (15). Kegemaran dan cita-citanya ingin menjadi seorang penari yang hebat.

Meski kedua kakinya tak mampu lagi menopang tubuh mungilnya seperti orang normal lain, dirinya cukup bahagia dengan hobinya.

“Saya suka nari, tarinya Puspajali dan Rejong. Di sini saya diajari guru dan berlatih setiap Sabtu," ujarnya sambil tersenyum bahagia.

Putu Yusik biasa gadis yang duduk di kelas satu SMP disapa, mengaku pernah menjuarai lomba puisi peringkat pertama tingkat provinsi.

Gadis yang berasal dari Abiansemal Badung selalu menghabiskan waktunya di asrama sambil beraktivitas belajar, membuat gelang dan boneka, juga menyuci baju dan perabotan.

Penari lainnya, Kadek Hindari (14), remaja yang masih duduk di kelas tiga SMP ini juga memiliki kesukaan menari.

Selain menyukai acara berita di televisi, dirinya juga mengaku mempersiapkan diri untuk mengikuti lomba Olimpiade Sains Nasional di Lombok Nusa Tenggara Barat bulan depan.

“Saya tiap hari persiapannya tekun belajar dan selalu semangat untuk meraih yang terbaik, jelas Kadek sambil tersenyum riang.

Gadis yang berasal dari Ubud Gianyar ini, mengaku cukup senang tinggal di Asrama YPAC. “Kami selalu bersama, mengisi waktu senggang dengan membantu goreng telur, bikin mie dan bersenda-gurau dengan teman yang lain," jelasnya kepada Tribun Bali.

Lain halnya dengan Komang Sri Dianawati, meski memiliki keterbatasan dalam penglihatan gadis yang baru berusia sebelas tahun ini, mengaku cukup menyukai dunia tarik suara.

“Saya suka bernyanyi dan idola saya Cowboy Junior. Saya pernah juara tiga tingkat provinsi untuk kejuaraan lomba puisi, ucap gadis yang berasal dari Plageh Petang Badung ini.

Menurut I Putu Nitiyasa, Sekretaris sekaligus guru di YPAC anak-anak didik mereka banyak yang memiliki potensi besar untuk berkembang.

Kami selalu membimbingnya untuk memiliki pribadi yang mandiri, berakhlak mulia dan beprestasi. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved