Sarbagi Region
Tak Semua Orang Berani Ikut Tes HIV/AIDS
Satu dari 33 Sukarelawan Terindikasi Mengidap HIV/AIDS
Penulis: I Made Argawa | Editor: Rizki Laelani
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Pagi pukul 09.00 Wita, Minggu (31/8), hiruk-pikuk pengunjung Pasar Beringkit, sudah tampak.
Puluhan motor berebut masuk ke area parkir dan mencari lokasi yang sesuai untuk menempatkan kendaraan mereka.
Namun, pagi itu ada pemandangan yang berbeda dari hari biasanya. Di sana tampak terpasang dua tenda. Satu berisi panggung hiburan, satunya lagi terdapat beberapa tempat duduk.
Dua tenda tersebut dipasang petugas Puskesmas I Kuta Utara yang bekerjasama dengan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Badung, PMI Badung, dan Yayasan Kesehatan Bali (Yakeba), untuk menggelar pemeriksaan HIV gratis.
Seorang Sukarelawan asal Banjar Perang, Desa Lukluk, Ketut Sumerta (44) mengatakan, dirinya baru pertama kali mengikuti kegiatan seperti itu. "Ini pertama kali saya melakukan pengecekan HIV," terangnya.
Pria yang memiliki tiga anak itu menerangkan, dirinya melakukan tes tersebut atas kesadaran sendiri karena ingin mengetahui bagaimana kesehatan dirinya.
"Memang tidak semua orang berani melakukan tes ini, jika ada masalah mungkin takut jadi beban pikiran," ungkap Ketut Sumerta.
Sementara dari KPA Kabupaten Badung, Ayu Cempaka (34) menerangkan, ini adalah kegiatan kedelapan yang digelar. Sebelumnya, KPA telah menggelar hal serupa di beberapa tempat.
Di antanya, hotel-hotel di Kuta, kafe remang-remang di daerah Mengwi, dan kawasan rumah bedeng di Nusa Dua, yang dilakukan sejak Januari 2014.
"Dalam tes kali ini ada satu orang yang terindikasi HIV dan kami sarankan untuk melakukan rujukan berobat ke puskesmas atau rumah sakit, selain itu hasilnya negatif," ujar Cempaka.
Wanita yang memiliki rambut panjang itu menjelaskan, jika di Kabupaten Badung hingga saat ini terdapat 1.413 penderita positif HIV/AIDS sejak tahun 1987.
Ia mengatakan, berdasarkan laporan dari perawat Puskesmas I Kuta Utara, yang melakukan pengetesan HIV/AIDS di Pasar Beringkit, antusias masyarakat sangat baik.
"Dari pukul 09.00 Wita hingga pukul 11.30 Wita telah ada 33 orang yang melakukan pengetesan," terangnya.
Menurutnya, jumlah tersebut lumayan banyak jika dibandingkan dengan tes serupa yang dilaksanakan oleh puskesmas lain.
Misalnya, di Puskesmas Tumbak Bayuh II, hanya ada 18 orang. Di Puskesmas Mengwi III ada 20 orang. (*)
Penderita HIV tak Masalah untuk Melahirkan
SAAT ditemui dalam acara pengetasan HIV gratis di Pasar Beringkit, Sekretaris KPA Kabupaten Badung, dr Elly Swandewi Mirti (53) mengatakan, seorang penderita HIV tidak masalah jika ingin melahirkan atau memiliki anak.
"Hak itu karena ada program PMTCT (Prevention Mother to Child Transmision) atau pencegahan penularan dari ibu ke anak, program itu wajib di ikuti," ujarnya.
Kepala Bidang penanggulangan penyakit menular Dinas Kesehatan Badung itu juga menerangkan, terjadinya penularan HIV dari pasangan baik itu oleh istri atau suami kepada anak, lantaran keduanya tidak mengetahui sedah terinveksi HIV.
"Makanya kami selalu sarankan kepada masyarakat agar rutin melakukan pengetesan HIV setiap tiga bulan sekali," ungkapnya.
Dia menambahakan penyebaran virus HIV bisa terjadi melalui empat cara yakni, melalui jarum suntik, transfusi darah, hubungan seks, dan ASI.
"Makanya kami tidak bolehkan bagi yang mengikuti program PMTCT untuk menyusui," jelas dr Elly. (*)