Warna Lapuk Gambarkan Suasana Pedesaan

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Untuk menambah suasana klasik, di sekitar kolam bisa diisi patung. Tak lupa batu berbentuk kodok dipasang.

Hal itu memiliki filosofi, bila kodok begitu girang ketika menemui musim hujan, dan senang hidup dalam air.

Ada tiga kolam ikan di rumah Dek Cung. Dua bentuknya menyerupai palungan, dan lainnya seperti kolam pada umumnya.

Warna patung kodok buatannya yang sudah lapuk dan bentuknya tidak jelas lagi, justru mampu memberi suasana kehidupan masyarakat Bali di pe desaan.

"Agar mau selaras, tempat pancuran air, saya buat menggunakan bahan bambu. Awalnya saya pasang patung kodok yang besar, jadi air keluar dari mulutnya, tapi anak saya tidak setuju. Katanya kesannya terlalu memaksa," ucap Dek Cung.

Untuk merawat kolam menurutnya, tidak perlu terlalu sering mengganti air atau cukup enam bulan sekali.

"Jadi kalau airnya sudah mulai keruh, baru saya ganti. Perlu juga ditambahkan dengan vitamin," katanya. Untuk menambah kesan hijau, di sekitar kolamnya ditanami pohon jepun dan anggrek.

Dek Cung sempat ingin membuat satu kolam lagi di dekat sanggah (pura keluarga). Namun, anaknya melarang, sebab terlalu banyak kolam di dalam rumah juga tidak bagus.

Meski terbilang sudah rampung, tapi Dek Cung masih senang memberikan sentuhan-sentuhan seni lain pada kolamnya.

"Awalnya kolam itu saya rasa terlalu sempit. Jadi saya bongkar saja dan buat lebih lebar," jelas Dek Cung seraya menunjuk kolam yang rencananya akan digunakannya untuk tempat koi. (*)