Obyek Wisata Bendungan Gerokgak Mengering
Biasanya airnya dipakai untuk mengairi palawija seperti kacang-kacangan dan subak. Kalau sekarang tidak bisa lagi.
Penulis: Lugas Wicaksono | Editor: Kambali

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Obyek Wisata Bendungan Gerokgak, Buleleng, Bali, Selasa (23/09/2014) terlihat dangkal.
Menurut seorang warga yang tinggal tidak jauh dari bendungan tersebut, Nyoman Yasa, dangkalnya air bendungan ini terjadi sejak tiga bulan lalu. Selain banyak ikan yàng mati, pendangkalan air ini juga mengakibatkan warga sekitar kesulitan untuk mengairi lahan persawahan dan perkebunannya yang berada di sekitar bendungan. Sebab, selama ini mereka bergantung pada air bendungan untuk saluran irigasi.
"Biasanya airnya dipakai untuk mengairi palawija seperti kacang-kacangan dan subak. Kalau sekarang tidak bisa lagi. Kami ambilnya dari sumber di atas," ucapnya.
Sedangkan, air untuk keperluan sehari-hari seperti memasak dan minum, warga sekitar harus membeli terlebih dahulu di sumber mata air Pura Taman Desa Sanggalangit yang berjarak empat kilometer dari rumahnya.
"Kalau untuk masak sama minum kami beli di Sanggalangit. Harganya Rp 1.000 per dirigen. Di sini juga ada yang jual tapi harganya Rp 5.000. Kami biasa ngambil langsung pakai motor," ujarnya. (*)