Simpang Ring Banjar
I Gusti Ngurah Aris Andriawan Berlatih Memainkan Rebab
Banjar Paang Tengah, Kelurahan Penatih, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: imam hidayat

TRIBUN-BALI.com - Suara instrumen mirip bunyi lebah terdengar mengalun-alun di lingkungan Banjar Paang Tengah. Bisingnya kendaraan yang melintas di sepanjang Jalan Raya Penatih tak menelan suara rebab yang dimainkan oleh I Gusti Ngurah Arita Andriawan, Selasa (28/1).
Di gedong dangin yang menggunakan asta kosala kosali itu, Andriawan belajar alat musik rebab ala Bali. Kepada Tribun Bali, ia mengatakan sangat ingin bisa memainkan instrumen pengiring seruling dalam setiap pementasan kesenian tradisional Bali tersebut.
"Di Denpasar hanya sedikit yang bisa main rebab. Karena itu, peluang untuk ikut dalam setiap parade dan festival gong kebyar sangat besar," ujarnya, (28/10).
Sebelum mempelajari rebab ala Bali, Andriawan sudah berbakat dalam instrumen kendang Bali, rindik dan seruling Bali. Belum lama ini, Andriawan meraih juara I Lomba Rindik tingkat Kelurahan Penatih. Selain itu, saat banjarnya ditunjuk mewakili festival Gong Kebyar di Pesta Kesenian Bali (PKB), bocah kelahiran 12 April 2000 ini selalu mendapatkan kehormatan memainkan seruling.
Siswa SMPN 2 Abiansemal ini mengaku pada saat masih uduk di bangku kelas IV SD, ia sama sekali tidak menyukai seni. Namun karena dorongan kedua orangtuanya besar, ia pun terjun dalam dunia seni. "Awalnya tidak suka. Tapi setelah dipelajari, lama kelamaan jadi ketagihan," ungkapnya.
Saat ini, jadwal latihannya selalu padat. Tidak hanya di sanggar tapi juga di banjar. Hal tersebut membuat orangtuanya kewalahan mengikuti perkembangan anaknya dalam dunia seni.
"Usai latihan kendang, saya latihan suling, setelah itu latihan instrumen lainnya. Saya tidak akan selesai belajar sebelum betul-betul menguasai semua gamelan," ujar bocah yang memiliki cita-cita menjadi seniman profesional itu.
Meski tidak bisa lepas dari kegiatan berkesenian, Andriawan mengaku tidak pernah melupakan pelajaran dan tugas-tugas yang didapatkan di sekolah.
"Seni memang dunia saya. Tapi kebutuhan akan ilmu pengetahuan tidak pernah ditinggalkan. Setiap hari selalu meluangkan waktu dua jam untuk belajar dan mengerjakan tugas sekolah," tandasnya. (weg)