Ngurah Rai Corner
Penumpang Keluhkan Porter Pemaksa
"Pas turun dari pesawat dan masuk ke gerbang kayak gapura, kita udah dihadang banyak porter. Orangnya ada yang maksa sih tadi,"
Penulis: Irma Yudistirani | Editor: imam hidayat

TRIBUN-BALI.com, DENPASAR - Sejumlah penumpang mengeluhkan jasa pengangkut barang atau sering disebut porter di Bandara Ngurah Rai, Bali. Terlebih saat penumpang tiba melalui pintu gerbang masuk terminal kedatangan domestik. Ini diungkapkan Siska, penumpang asal Surabaya, Selasa (4/11).
Wajahnya berulangkali menampakkan cemberut dan bertolak pinggang. Ia dan dua teman lain, yang baru pertama kali berlibur ke Bali secara backpacker ini, menyebutkan, terlalu banyaknya porter mangkal di gerbang masuk terminal kedatangan.
"Pas turun dari pesawat dan masuk ke gerbang kayak gapura, kita udah dihadang banyak porter. Orangnya ada yang maksa sih tadi," keluhnya sembari cemberut.
Meski tidak sampai nekat, perempuan berusia 27 tahun ini merasa risih dengan para porter. Sebab, porter di Bandara Ngurah Rai dinilai tidak teratur dan terlalu banyak.
"Wajar sih. Apalagi Bali. Itu lahan dan pekerjaan mereka. Tapi, ya kalau bisa tidak sampai memaksa. Orang-orang pasti mengerti kalau memang perlu mereka," katanya.
Keluh kesah juga diungkapkan Herman Supandi asal Jakarta. Dari ceritanya, ia sempat menolak penawaran jasa pengangkut barang. Sampai diikuti. Karena pria berumur 39 ini menolak, porter itu tidak membawakan barangnya.
"Saya hanya bawa ransel sama satu tas jinjing. Mau dibantu bawa gimana, barangnya ringan semua. Nanti saja kalau saya bawa banyak oleh-oleh," ujar pria berkaca mata bening ini. (moo)