Suksma Hyang Widhi, Akhirnya Ada yang Membantu Keluarga Saya
"Saya bersyukur, dari pagi sampai sore terus ada orang datang ke rumah memberikan bantuan. Dan, kasur ini satu di antara bantuan itu,
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Iman Suryanto
TRIBUN-BALI.COM - Ada yang sedikit berbeda dengan kasur Ni Wayan Balik Mas (40) yang terbaring lemah. Jika sehari sebelumnya kasur yang menjadi alas tidur sangat kotor dan tipis, kemarin sudah tebal dan bersih.
MASIH seperti hari sebelumnya, I Nyoman Weca tetap setia menemani istrinya yang menderita kanker payudara sejak dua tahun lalu itu. Kali ini, wajah Weca terlihat lebih ceria.
"Saya bersyukur, dari pagi sampai sore terus ada orang datang ke rumah memberikan bantuan. Dan, kasur ini satu di antara bantuan itu," ujar Weca saat ditemui Tribun Bali, Minggu (16/11) malam, di Banjar Mekuta, Desa Pejeng Kangin, Tampaksiring, Gianyar.
Seperti diberitakan Tribun Bali, Minggu (16/11), Weca yang hanya berpenghasilan Rp 25 ribu perhari sangat berharap mendapat bantuan untuk mengurangi beban hidupnya bersama sang istri. Weca yang tingga bersama istrinya di sebuah sangat sederhana itu kemudian menitipkan nomor handphone 081805325668.
Kemarin, Weca mengatakan banyak pihak yang telah membantunya. Mulai dari asosiasi, komunitas, personal, dan dokter. Bantuan yang didapat di antaranya dua karung beras 5 kg, dua bungkus minyak bimoli, kasur, satu kerat telur ayam, dan uang Rp 4,5 juta.
"Dari pemda daerah (Kabupaten Gianyar) memberikan Rp 500 ribu. Tadi juga ada warga dari Banjar Gentong (Tegalalang) memberikan Rp 1 juta. Saya tanya kerja di mana, tapi katanya hanya ibu rumah tangga biasa yang sedih melihat penderitaan menantu saya," ujar Ni Nyoman Resi, dengan penuh rasa terimakasih.
Perempuan paro baya yang merupakan mertua Mas mengaku tidak henti-hentinya memanjatkan syukur pada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Sebab untuk yang pertama kalinya Mas mendapatkan perhatian.
"Saya sangat beryukur. Akhirnya ada yang membantu keluarga saya. Anak saya orang bodoh dan mantu saya tuli. Kalau tak ada wartawan yang bantu, entah bagaimana dia sekarang," ujarnya dengan nada parau.
I Wayan Parka (31), keponakan Weca mengatakan kalangan yang datang saat itu adalah Yayasan Taman Hati beserta dua dokternya, komunitas Puskor Hindu Indonesia, JESI, dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gianyar.
"Dua dokter itu melakukan pengecekan kondisi bibi. Katanya biar tahu penanganan lebih lanjutnya seperti apa. Dua dokter itu ke sini tidak sebagai dokter. Tapi sebagai anggota komunitas," ungkapnya.
Kepada Tribun Bali, Parka mengatakan pihaknya dan keluarga lebih menginginkan bantuan berupa tindakan. Sebab bantuan ini akan lebih bermanfaat. Baik untuk si penderita maupun keluarga. "Tapi di satu disi, kami juga sangat berterima kasih atas bantuan yang sudah diberikan. Apapun jenis bantuannya, kami sangat bersyukur," tandasnya.
Parka menceritakan, Mas sudah menderita kanker payu sudah sejak setahun lalu. Ia sudah ditangani sampai kemoteraphi sebanyak dua kali. Satu kali di Rumah Sakit Sanjiwani Gianyar dan yang kedua kalinya di RSUP Sanglah.
"Sudah ditangani empat bulan lalu. Penanganannya bagus. Tapi katanya tidak bisa dioperasi karena kankernya beregenerasi yakni sudah menjalar dari jantung, paru-paru, sampai ke tulang belakang. Kami tidak tahu apa yang harus dilakukan. Hanya menunggu solusi dari pemerintah dan orang yang paham saja," ucapnya. (*)