Simpang Ring Banjar
Banyak Generasi Muda Banjar Sudah Tak Bisa Membuat Katik Sate?
Perubahan itu tampak kentara terutama dalam hal yang berhubungan dengan tradisi dan adat
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Iman Suryanto
Generasi muda Banjar Babakan, Desa Blahbatuh sebagian besar bekerja di sektor pariwisata. Baik di hotel hingga ke kapal pesiar. Hal ini membuat gaya hidup mereka berubah.
Perubahan itu tampak kentara terutama dalam hal yang berhubungan dengan tradisi dan adat. Keadaan ini menjadi keresahan prajuru banjar setempat.
Kelian Dinas dan Adat Banjar Babakan, Anak Agung Ngurah Widiantara, saat ditemui di rumahnya, Kamis (22/1), mengatakan saat ini kecakapan generasi muda di banjarnya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan tradisi dan adat sangat minim.
Dia mencontohkan, saat ini tidak ada yang memahami betul cara membuat katik (tusuk) sate upakara. Dalam membuat katik sate ini, cara memegang pisau yang aman pun juga harus dipahami, membentuk bambu menjadi katik, serta mengirit bahan, hampir tidak ada generasi muda yang memahami.
Buruknya lagi, kata Widiantara, saat diberitahu, mereka seakan tidak terima. "Biarkan saja, yang penting berbentuk seperti katik sate," ujar Widiantara menirukan jawaban krama banjar lainnya ketika memberitahukan cara yang baik.
Hal ini tidak hanya terjadi pada pemuda. Namun juga terjadi pada kaum pemudi. "Sekarang, jarang ada pemudj yang bisa membuat canang. Sebab sekarang pemudi cenderung bergaya hidup pragmatis. Kalau mau mebanten, mereka cenderung membeli canang," ungkapnya.
Pria berambut putih ini tidak mengetahui apa penyebab merosotnya kecakapan generasi muda dalam hal tradisi adat. "Saya memahami, anak muda sekarang jadwalnya padat. Pagi mereka harus kuliah atau kerja sampai sore hari. Mungkin saja karena kesibukan ini mereka jadi tidak sempat belajar mengenai tradisi. Atau mungkin karena pengaruh pergaulan. Saya sendiri tidak begitu tahu," ungkapnya.
Sejak tahun 2000-an, generasi setempat mulai bekerja ke luar banjar. Khususnya dalam bidang pariwisata. Baik di perhotelan, vila, restoran juga ke kapal pesiar. Karena itu, mereka lebih cenderung mengabiskan waktunya di luar banjar atau di tempat kerja. Hanya sedikit generasi muda yang masih bekerja sebagai pembuat gambelan, yang merupakan profesi turun temurun di Banjar Babakan. (*)