Eksekusi Mati Terpidana di Bali
Australia keluarkan Boikot Bali? GIPI: Biasa-biasa Saja
“Boikot-boikot Australia kan tidak hanya kali ini saja, sudah berapa kali melakukan itu (boikot). Biasa saja, baik-baik saja.
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Isu boikot Australia terhadap Bali, terkait akan segera dilaksanakan eksekusi mati duo “Bali Nine” diabaikan oleh Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) BalI.
Sikap Australia dinilai tak berpengaruh besar terhadap sektor pariwisata di Bali. “Boikot-boikot Australia kan tidak hanya kali ini saja, sudah berapa kali melakukan itu (boikot). Biasa saja, baik-baik saja. Masyarakat Australia dengan masyarakat Indonesia, khususnya Bali hubungannya baik. Yang saya amati selama in, boikot itu tidak berdampak besar,” kata Ketua GIPI Bali, Ida Bagus Ngurah Wijaya saat dihubungi Kompas.com, Denpasar, Bali, Selasa (17/2/2015).
Ngurah Wijaya juga menyampaikan, dengan gencarnya isu eksekusi mati "Bali Nine" yang saat ini keberadaan terpidana masih di Bali, tak membuat dunia pariwisata resah.
Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) Australia cukup besar ke Indonesia, khususnya Bali, serta mengalami peningkatan 10 sampai 20 persen per tahunnya.
“Kenyataannya, warga Australia datang ke Indonesia meningkat. Kunjungannya di Bali cukup meningkat. Wisman Australia ke Indonesia itu mendekati satu juta. Ya saya anggap biasa-biasa sajalah boikot seperti itu,” ujarnya.
Ngurah Wijaya juga menilai jika Pemerintah Australia memberikan proteksi kepada warganya dinilai hal yang lumrah karena memang tugas pemerintah seperti itu kepada warganya.
Tetapi, ia menganggap hal itu tidak berarti bahwa Australia bisa mengintervensi Indonesia, karena masing-masing negara mempunyai kedaulatan.(*)