Eksekusi Mati Terpidana di Bali
Begini Proses Pemindahan Duo Bali Nine ke Nusa Kambangan
Myuran dan Andrew akan dikawal 20 orang petugas Brimob dari Polda Bali. Dua regu tersebut akan terus melekat dengan dua terpidana mati.
Laporan Wartawan Tribun Bali : Manik Priyo Prabowo dan Eviera Paramita Sandi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Satu regu pasukan Brigade Mobil (Brimob) yang berjumlah sembilan orang plus satu ketua regu menggiring seorang pria dengan tangan terborgol. Menyusul di belakangnya satu regu lagi beserta seorang terpidana. Mereka kemudian naik ke atas kendaraan taktis barakuda.
Begitulah sekilas simulasi latihan pengamanan untuk mengawal pemindahan dua terpidana mati anggota Bali Nine, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan, dari Lapas Kerobokan menuju Bandara Ngurah Rai yang digelar anggota Satuan Brigade Mobil (Brimob) Kepolisian Daerah Bali di Markas Brimob Polda Bali di Tohpati, Denpasar, Jumat (27/2/2015).
Dari Bandara Ngurah Rai, kedua terpidana dibawa ke Pulau Nusakambangan yang menjadi lokasi eksekusi mati. Mereka akan diterbangkan dengan pesawat CN-219 dengan dikawal bergantian tiga pesawat Sukhoi dan F-16.
Berdasarkan simulasi kemarin, Myuran dan Andrew akan dikawal 20 orang petugas Brimob dari Polda Bali. Dua regu tersebut akan terus melekat dengan dua terpidana mati.
Brimob Polda Bali juga menyiapkan empat kendaraan taktis untuk mengawal dan mengamankan pemindahan dua warga Australia tersebut. Kendaraan pengamanan ini akan mengawal dari Lapas Kerobokan menuju Bandara Ngurah Rai.
"Kita siapkan empat kendaraan taktis. Ada barakuda, ada Wolff, akan kita gunakan semua. Untuk skenarionya, Pak Karo Ops yang akan memimpin karena beliau yang berwenang. Kami hanya menyiapkan kendaraan dan personelnya, kami akan hanya melaksanakan taktis di lapangan," kata Kasat Brimob Polda Bali, Kombes Rudi Harianto, usai simulasi.
Persiapan dengan sejumlah pasukan bersenjata laras panjang dan empat mobil baracuda dan wolf ini diharapkan bisa memberikan pengawalan yang optimal.
"Kita persiapkan dan kapan saja dibutuhkan selalu siap. Personil 20 dengan masing-masing 10 orang anggota untuk satu terpidana dan satu orang ketua regu. Termasuk saya juga ikut mengawal," jelas Rudi.
Barakuda dan wolf merupakan kendaraan anti-peluru. Kendaraan lapis baja ini memiliki kapasitas sekitar 12 orang sehingga diperkirakan cukup membawa dua narapidana kasus narkoba beserta petugas pengawalnya.
"Skenario secara teknisnya di lapangan akan ada pendukung dari Satuan Pengendalian Massa Kepolisian Resor Badung, Kepolisian Resor Kota Denpasar, Sabhara Polda Bali, dan satu kompi (30 orang) Pasukan Huru-Hara. Teknis di lapangan kemungkinan ya seperti itu (menggunakan mobil baracuda) untuk pengamanan dua orang (Andrew dan Myuran)," ujar Rudi.
Selain mengerahkan sekitar 100 petugas kepolisian, Polda Bali juga berkoordinasi dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Dengan harapan, TNI dan Polri bisa menjaga adanya tindakan meresahkan yang dilakukan oleh penghuni Lapas Kerobokan saat proses penjemputan di ruang tahanan.
Hanya saja, untuk pengamatan intelijen kepolisian, kondisi saat ini masih dirasa stabil atau tidak adanya potensi kerusuhan. "Kami juga akan koordinasikan dengan TNI. Tapi menurut intelijen kami (kepolisian) masih aman. Tidak ada yang perlu dikawatirkan," terang Rudi, yang memiliki hobi bersepeda keluar kota ini. (*)