Banjar Beraban Rutin Sidak Kos-kosan untuk Jaga Keamanan
Ia menjelaskan warganya daripada menjual tanah kepada orang lain, lebih baik dibuatkan kos-kosan.
Laporan Wartawan Tribun Bali, AA Putu Santiasa
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Jika masuk gang-gang di daerah Jalan Nusa Kambangan, Denpasar, Bali maka tampak sejumlah rumah kos yang disewa penduduk musiman.
Menurut Kelihan Adat, Ida Bagus Ngurah Okawana, rumah kos-kosan memang menjadi satu di antara usaha menjanjikan bagi sebagian besar warganya.
Sebab penghasilan dari rumah kos-kos ini dapat memenuhi kehidupan keluarga.
Ia menjelaskan warganya daripada menjual tanah kepada orang lain, lebih baik dibuatkan kos-kosan.
Rumah kos-kosan ini sudah menjamur sejak tahun 2000-an, saat beberapa perusahaan hiburan, oleh-oleh khas Bali, swalayan dibangun sekitar daerahnya.
Apalagi Banjar Beraban dekat dengan Jalan Teuku Umar sebagai pusat perbelanjaan di kota Denpasar, terutama handphone, makanan, dan elektronik.
“Sejak ada perusahaan besar dibangun di sini, usaha kos-kosan begitu menjanjikan. Malah kami kewalahan mencari kamar kosong buat penghuni baru,” ujarnya.
Jumlah penduduk musiman yang banyak mendapatkan perhatian khusus bagi prajuru banjar untuk menjaga keamanan, kenyamanan, dan ketertiban.
Untuk itu dirinya dibantu pecalang banjar setiap empat bulan sekali mengadakan inspeksi mendadak (sidak) ke rumah kos tersebut.
Sidak itu memantau tentang identitas para penghuni.
“Kami kerjasama sama sang pemilik kos juga menjaring pendatang agar tidak sembarangan. Untuk pembuatan KTP (Kartu Tanda Penduduk) kami perketat. Bagi mereka yang memiliki rumah di area Banjar Beraban yang boleh memiliki KTP, selain itu tidak boleh,” ujarnya dengan nada serius.
Sebab pernah kejadian saat pemilu, di data ada penduduk tinggal di wilayahnya, namun orangnya tidak ada di tempat.
Sistem ini pertegas jika mengurus kipem data dan identitas harus lengkap dan yang pertama dirujuk kelian adat.
“Penghuni barunya berurusan ke sana untuk pertama kali, untuk mendapatkan surat rekomendasi. Setelah itu baru ke pejabat lainnya. Agar data yang kami pegang benar-benar real dan lengkap,” ungkapnya.