Bendungan Gerokgak Menyusut Hingga 1 Meter
Tanah-tanah bebatuan yang ketika musim penghujan berisi air, kini hanya ditumbuhi rumput ilalang.
Penulis: Lugas Wicaksono | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Memasuki musim kemarau, air di Bendungan Gerokgak, Buleleng, Bali mulai menyusut.
Penyusutan ini karena air yang berasal dari air hujan ini terserap teriknya matahari.
Seorang warga, Nyoman Yasa mengatakan, air di bendungan itu menyusut sekitar satu meter.
Menurutnya, penyusutan air ini telah terjadi sejak dua bulan lalu ketika hujan tak lagi turun di kawasan tersebut.
Kekeringan terlihat jelas di sisi barat bendungan.
Tanah-tanah bebatuan yang ketika musim penghujan berisi air, kini hanya ditumbuhi rumput ilalang.
“Kalau musim hujan yang di barat itu isi air. Sekarang kering karena airnya surut, cuma ada rumput-rumput,” katanya.
Dikatakan, air di bendungan biasa digunakan untuk irigasi pertanian dan perkebunan warga.
Namun, penyusutan air bendungan tidak terlalu berpengaruh terhadap pengairan pertanian warga.
“Airnya biasa dimanfaatkan untuk mengairi palawija seperti kacang-kacangan dan subak. Kalau sekarang masih tetap bisa, penyusutannya masih belum seberapa,” ujarnya.
Ia memprediksi, air bendungan akan mulai semakin menyusut dua bulan mendatang.
Saat kemarau memasuki musim yang lebih panjang.
Seperti yang terjadi pada tahun lalu.
“Tapi kalau sudah September, Oktober mulai dah semakin kering. Karena sudah panjang kemaraunya. Setiap tahun memang seperti ini. Ikan-ikan banyak yang mati karena kepanasan,” ucapnya.
Namun, warga selama ini masih belum dapat memanfaatkan air bendungan untuk kebutuhan sehari-hari.