Pura Khayangan Jagat Goa Giri Putri
Pemedek Harus Merangkak Masuk Goa, Melatih Kesabaran di Goa Giri Putri
Setelah memasuki pintu masuk goa, pemedek harus berjalan jongkok atau menunduk, sebab atap goa sangat landai. Jika orang dewasa berdiri kepalanya akan
Laporan Wartawan Tribun Bali, Anak Agung Putu Santiasa
TRIBUN-BALI.COM, KLUNGKUNG - Selain wisata pantai, Pulau Nusa Penida juga memiliki pesona wisata religius.
Umat Hindu di Bali, bahkan dari luar negeri, kerap kali melakukan tirta yatra ke Nusa Penida.
Tribun Bali akan menurunkan tulisan berseri tentang tiga pura di Nusa Penida yang memiliki keunikan, dimulai dari Pura Pura Kahyangan Jagat Goa Giri Putri.

Suasana di dalam Pura Goa Giri Putri, Nusa Penida, Klungkung
Pura Khayangan Jagat Goa Giri Putri terletak di Desa Pakraman Karangsari, Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali.
Lokasi pura ditempuh 20 menit ke timur dari Pelabuhan Sampalan Nusa Penida dengan melewati jalan beraspal yang dihiasi lubang di sana-sini.
Sesampainya di Pura Khayangan Jagat Goa Giri Putri yang berdekatan dengan garis pantai, tampak sejumlah pemedek bersama rombongannya melaksanakan persembahyangan, Sabtu (29/8/2015) bertepatan dengan Hari Purnama Sasih Katiga.
Seorang warga lokal, Wayan Darmawan, mengatakan Pura Goa Giri Putri merupakan pura wajib dikunjungi ketika hari raya besar.
Ia senang nangkil karena keunikan goa yang menjadi pintu masuk ke dalam pura.
Lubang gua sangat kecil dan hanya bisa dilewati satu orang.
Itupun harus merangkak supaya bisa masuk.

Seorang pamedek memasuki Goa Giri Putri
"Pintu goanya menarik bagi saya, hanya bisa dimasuki satu orang saja,” jelas Darmawan.
Menurut Jero Mangku Nyoman Dunia, seorang pemangku yang bertugas di pura tersebut, pemedek yang ingin melaksanakan tirta yatra di sejumlah pura di Nusa Penida selalu mengawali persembahyangannya di Pura Goa Giri Putri.
Hal ini untuk melakukan penyucian diri melalui pengelukatan di pelinggih Dewi Gangga, serta memperoleh ketenangan sebagai bekal utama dalam menjalankan tirta yatra.
Pura Goa Giri Putri berasal dari kata "giri" berarti gunung, pegunungan atau bukit, sementara "putri" berarti wanita.