Pura Khayangan Jagat Goa Giri Putri
Pemedek Harus Merangkak Masuk Goa, Melatih Kesabaran di Goa Giri Putri
Setelah memasuki pintu masuk goa, pemedek harus berjalan jongkok atau menunduk, sebab atap goa sangat landai. Jika orang dewasa berdiri kepalanya akan
Putri merupakan simbol sifat keibuan atau kewanitaan dalam manifestasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Jadi Goa Giri Putri adalah sebuah goa tempat bersemayamnya kekuatan Tuhan dalam manifestasinya sebagai wanita yakni Hyang Giri Putri, tiada lain adalah salah satu kekuatan Dewa Siwa.
Berdasarkan guratan, warna, dan garis pada dinding goa disimpulkan Goa Giri Putri dulunya merupakan aliran sungai bawah laut, yang naik ke permukaan saat dataran Nusa Penida terangkat dari dasar laut.
Saat ini goa ini memiliki panjang sekitar 310 meter dan ketinggian kurang lebih 10 meter.
Warga setempat yakin leluhur dahulu menemukan sumber mata air di Goa Giri Putri yang berasal dari tetesan air dari atap goa dan sebuah taman tempat penampungan air tetesan tersebut.
Setiap melaksanakan upacara yadnya warga setempat selalu memendak tirta ke Goa Giri Putri yang dianggap sakral dan memiliki kekuatan tertentu.
Jero Mangku Dunia mengatakan dalam berbagai lontar tidak ditemukan adanya catatan tatanan tentang Goa Giri Putri.
Ini merupakan murni kearifan lokal warga setempat.
Pura ini diamong oleh empat banjar adat dalam Desa Pakraman Karang Sari, yang terdiri dari 271 KK.
“Kemudian perkembangan selanjutnya banyak masyarakat yang memiliki kekuatan kebatinan menemukan vibrasi-vibrasi yang unik yang tidak mampu dilihat secara kasat mata, kekuatan yang tak terlihat yang hanya mampu dirasakan oleh orang-orang tertentu saja. Lambat laun jadilah Goa Giri Putri seperti saat ini, terkenal dari mulut ke mulut,” ungkap Jero Mangku Dunia yang saat ini menjabat sebagai Kepala Sekolah di SMAN 1 Nusa Penida
Jero Mangku Dunia menerangkan pintu masuk Goa Giri Putri tergolong sempit, hanya dapat dilewati satu orang saja.
Hal ini mengajarkan setiap pemedek melatih kesabaran seseorang dalam melaksanakan sembah bhaktinya.
Sebab setelah mengantre panjang di anak tangga, yang umumnya panas dan berangin lembab, kemudian dilanjutkan memasuki lubang goa oleh satu orang saja.
“Biasanya pemedek merasa takut bagi yang pertama kali, jika pemedek berjumlah ribuan, di anak tangga saja sampai berdesakan dan mengantre. Belum lagi harus masuk ke pintu goa hanya bisa satu orang saja, itu tentu mengajarkan kesabaran, dan di sanalah letak uniknya jika bersembahyang ke sini” jelasnya sembari tersenyum.
Setelah memasuki pintu masuk goa, pemedek harus berjalan jongkok atau menunduk, sebab atap goa sangat landai.