Redam Suara Kendaraan Hingga Debu, Gunakan Daun Dolar dan Bambu Kuning

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Kesan berbeda saat melewati rumah di Jalan Gunung Lawu No 30, Pemecutan Kelod, Denpasar Barat, Bali.

Rumah milik Vivi Adiguna ini merupakan bangunan satu-satunya, dikelilingi tembok yang ditumbuhi daun.

Rumah ini menerapkan konsep green dan menyatu dengan alam, yang didapat sejak pintu gerbang rumah bergaya minimalis itu dibuka.

Tampak halaman yang mengambil setengah dari area tanah rumah itu ditumbuhi rumput, dua pohon mangga berumur 15 tahun dan satu pohon jambu.

Di sebelah timur rumah juga ada kebun organik.

Halaman di kediaman Vivi Adiguna, Jalan Gunung Lawu No 30, Pemecutan Kelod, Denpasar Barat, Bali. (Tribun Bali/ Luh De Dwi Jayanthi)

Berisi tanaman yang bisa dipakai untuk bahan masakan seperti cabai, tomat, dan kemangi.

Vivi mengaku mendesain rumah yang sudah dihuninya selama 13 tahun ini.

"Ya saya sangat suka kediaman yang memiliki konsep menyatu dengan alam. Apalagi berada di daerah kota, tentu saja yang diharapkan sampai di rumah ya kesejukkan yang berasal dari rumah," ujar Vivi yang juga sebagai desainer ini, Sabtu (10/10/2015).

Daun yang merambat di tembok itu dinamakan daun dolar.

Vivi ingin rumahnya memberi kesan adem, satu di antaranya dengan tembok yang ditutupi daun hijau.

"Ya tembok saya tumbuhi dengan daun dolar. Selain daun dolar dipercaya sebagai tanaman keberuntungan, daun ini dipilih karena tumbuh merambat ke atas dan tak merusak tembok," katanya.

Ia juga menjelaskan, batang daun dolar memiliki besar segenggam tangan orang dewasa setelah 30 tahun.

Ilustrasi daun dolar. (net)

Vivi mengaku perlu waktu lama untuk memenuhi daun dolar di tembok rumahnya sekitar 15 tahun.

"Kini kan banyak rumah yang mengambil konsep green hanging. Kalau dulu belum ada konsep itu, saya punya ide menghijaukan tembok ini," ujar Vivi sambil menunjukkan tembok yang dimaksud.