Bentrokan di Lapas Kerobokan
Inilah Rincian Hasil Temuan Sweeping Di Lapas Kerobokan
Sebuah pohon ganja ditemukan juga di belakang Blok H, selain beberapa paket ganja dan sabu siap pakai.
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Penggeledahan yang dilakukan oleh aparat gabungan dari Polri dan TNI di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Denpasar di Kerobokan, Badung, menguak wajah asli di dalam lapas terbesar di Bali itu.
Dalam penggeledahan pasca bentrok antar napi dari ormas-ormas di Bali yang menyebabkan dua korban tewas itu, petugas berhasil menemukan sebuah bunker di satu sel di Blok C lapas.
Setelah dibuka, bunker itu berfungsi mirip gudang senjata, karena berisi 3 buah senjata api (senpi) beserta amunisinya, 4 senapan angin, dan belasan senjata tajam (sajam) berbagai jenis seperti klewang, samurai, pisau dan parang.
“Bunker tersebut berupa lubang dengan panjang 1 meter, lebar 15 sentimeter, dan kedalaman 30 sentimeter. Kami menemukan berbagai benda berbahaya (dalam bunker).
Itu hasil sweeping Jumat tengah malam ke beberapa kamar,” ujar Priyadi, Plh Direktur Keamanan dan Ketertiban Direktorat Jenderal (Ditjen) Permasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM, saat ditemui di Lapas Kerobokan, Sabtu (19/12).
Bunker itu, jelas Priyadi, ditutup keramik dan bisa dibuka tutup dengan mudah.
"Kami masih dalami bagaimana senjata ini bisa masuk, belum bisa kami ungkapkan di sini," imbuh Priyadi.
Sementara itu, dalam lanjutan penggeledahan (sweeping) pada Sabtu (19/12) selama 5 jam mulai pukul 11.30 Wita, sebanyak 270 petugas gabungan kembali menemukan senpi. Kali ini berupa 2 pucuk revolver rakitan kaliber 0,22 beserta 92 butir peluru, juga 15 sajam berbagai jenis, 129 buah telepon seluler (ponsel) dan 2 unit laptop.
Selain itu ditemukan pula beberapa paket ganja kering seberat sekitar 2 kilogram serta satu pohon ganja setinggi 30 cm di dalam pot, lima paket sabu seberat 2 gram, 4 butir ekstasi, alat isap (bong) narkoba, 20 liter arak, 5 botol kecil miras civas regal, dan 3 buku tabungan.
Yang unik, juga ditemukan 1 sosok jenglot atau makhluk pesugihan.
Dalam sweeping, petugas menyisir seluruh 12 blok di lapas dan halaman luarnya.
Ditemui usai penggeledahan, Kapolres Badung AKBP Tony Binsar yang memimpin sweeping menyatakan, barang-barang berbahaya tersebut terlebih dahulu didata, kemudian diangkut dan diamankan ke markas Polres Badung.
Narkoba kebanyakan ditemukan di luar kamar, tapi ada juga yang di dalam kamar.
Begitu pula, senjata tajam ada yang ditemukan di dalam sel dan ada juga yang dikubur di halaman luar sel. Sedangkan senjata api ditemukan tertanam terpisah dengan puluhan amunisinya.
“Senjata api ditemukan di halaman belakang Blok H. Amunisinya berupa 92 butir peluru terbungkus plastik, ditemukan di tempat terpisah. Saat ini belum ada pemeriksaan terkait senpi itu karena kami temukan di luar blok,” jelas Tony, Sabtu (19/12).
Sebuah pohon ganja ditemukan juga di belakang Blok H, selain beberapa paket ganja dan sabu siap pakai.
“Kebetulan di situ banyak tanaman, yang beberapa diantaranya di dalam pot.
Lokasinya lumayan tersembunyi sehingga agak sulit dijangkau,” kata Tony.
Tentang kabar bahwa buku tabungan yang disita dari napi saat sweeping itu berisi rekening senilai ratusan hingga miliaran rupiah, Tony mengatakan pihaknya masih belum mengetahui karena barang-barang bukti masih sedang didata.
“Saya belum tahu isi buku tabungannya,” jawabnya singkat.
Muncul spekulasi bahwa buku tabungan itu terkait dengan hasil transaksi narkoba, kendati hal itu belum bisa dikonfirmasi.
Dalam sweeping, petugas juga meminta dilakukan pencopotan atribut-atribut ormas oleh penghuni di salah-satu blok.
"Sudah dibersihkan semua sejak Jumat (18/12) malam.Intinya (para napi) di dalam blok itu mau melepas setelah atribut di Blok C sudah dibersihkan.Saat ini di Blok C sudah bersih, sehingga yang di blok lain juga mau bersihkan," ujar seorang sumber di lapas.
Tony melanjutkan, meskipun ditemukan banyak barang-barang terlarang dan berbahaya di dalam lapas, sejauh ini belum ada pemeriksaan terhadap napi terkait temuan tersebut.
“Napi dan tahanan di sini banyak.Kita lakukan evakuasi dulu, kemudian kita data mereka, dan baru nanti pemeriksaan,” terang Tony.
Kepolisian belum bisa memastikan apakah tiga kali sweeping yang dilakukan di dalam lapas sudah menjamin bahwa di sana sudah steril dari barang-barang terlarang seperti sajam, senpi dan narkoba.
Namun, dari temuan-temuan selama penggeledahan, akhirnya disepakati setiap bulan akan dilakukan sweeping oleh aparat gabungan di Lapas Kerobokan.
Selama ini, sweeping lebih banyak dilakukan oleh petugas internal lapas sendiri.
“Sweeping rutin oleh aparat gabungan perlu agar tidak sampai kecolongan seperti sekarang, dimana barang-barang terlarang terlanjur masuk dalam jumlah banyak. Ini jelas mencoreng Bali dan citra aparat keamanan di sini di mata internasional,” jelas Tony.
Kepolisian masih menyelidiki bagaimana barang-barang terlarang itu bisa masuk lapas, dan berasal dari mana. (*)