Bentrokan di Lapas Kerobokan
Cegah Bentrok di Lapas, Ini Masukan Gede Pasek Suardika
Melakukan pemetaan kasus yang ada kemungkinan adanya bentrok, terutama kasus di luar yang menyangkut dua ormas.
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Kander Turnip
TRIBUN-BALI.com, MANGUPURA - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Gede Pasek Suardika melakukan kunjungan ke Lapas Klas II A, Kerobokan, Badung, Bali, Kamis (24/12/2015).
Mantan pengurus Partai Demokrat itu melakukan kunjungan karena prihatin dengan informasi yang bedampak pada pariwisata Bali.
Dalam kunjungannya, ada beberapa hal yang kemudian menjadi gagasan sebagai solusi menekan bentrok.
Dia merinci, gagasan itu pertama ialah aparat penegak hukum, baik Polisi atau Kejaksaan melakukan deteksi dini.
Singkatnya, ialah melakukan pemetaan kasus yang ada kemungkinan adanya bentrok, terutama kasus di luar yang menyangkut dua ormas.
Sehingga, orang-orang yang terlibat akan ditempatkan di luar Lapas Kerobokan.
(Bentrok Ormas Dinilai Ganggu Pariwisata, Gede Pasek Kunjungi Lapas Kerobokan)
"Kejaksaan seharusnya peka. tidak perlu dibawa ke sini (Lapas Kerobokan). Seperti tiga TSK (pembunuhan Royal Palace) kan potensi ada. Jadi, tidak perlu Kalapas yang akhirnya jadi korban," ucapnya, Kamis (24/12/2015).
Kemudian, membuat posko keamanan terpadu. Sebab, dia menilai bahwa penjaga Lapas, baik Polisi maupun pihak keamanan Lapas tidak mendapatkan Pos untuk itu.
Padahal, Lapas itu menjadi objek vital di Bali. Seluruh mata dunia teruju ke Lapas Kerobokan.
"Lapas ini berada di areal patiwisata. Sehingga perlu dijaga keamanannya oleh Pemerintah daerah dan Propinsi. Ada langkah nyata yang diberikan. Sisihkanlah sedikit THR kan tidak kenapa (untuk membangun Posko Terpadu)," jelasnya.
Dia melanjutkan, hal lainnya ialah dengan melakukan pembinaan pada pecalang setempat yang juga dapat membantu.
Dan juga, bisa jadi anggota keamanan harus diberikan alat-alat keamanan diri, seperti pentungan atau alat kejut, sehingga dapat meredam adanya bentrok yang terjadi.
"Saat itu ada 100 orang membawa pedang, lantas tidak ada perlengkapan keamanan dari anggota lapas. Jumlah sedikit, tidak ada perlengkapan keamanan ya mana mungkin bisa mengamankan," katanya. (*)