Kecamatan Basarang, Bali-nya Kalimantan Tengah

Selama ini, selain kondang sebagai penghasil produk pertanian, Basarang dikenal dengan julukan Bali-nya Kalimantan Tengah.

Editor: gunawan
ist
Anggota Komisi IV DPR RI yang tak lain politisi Partai Nasdem, H Hamdhani, SIP,M.Sos saat melakukan kunjungan kerja dalam Masa Reses II di Daerah Pemilihan Kalimantan Tengah. Kunjungan kerja dilakukan sejak 23 Desember lalu. 

TRIBUN-BALI.COM, BASARANG - Selama ini, selain kondang sebagai penghasil produk pertanian, Basarang dikenal dengan julukan Bali-nya Kalimantan Tengah. Salah satu kecamatan di Kabupaten Kapuas ini memang banyak dihuni perantau asal Pulau Dewata.

Warga Bali di Basarang sebagian besar merupakan peserta transmigrasi yang didatangkan pemerintah sejak tahun 1960-an silam. Tidak mengherankan jika nuansa Bali terasa sangat kental.

Rumah-rumah penduduk khas seperti permukiman perdesaan di Bali. Sejumlah pura juga bisa dengan mudah kita temui di kawasan yang dibelah jalan Trans Kalimantan ini.

Nanas madu, cempedak, dan rambutan adalah produk pertanian utama dari daerah ini. Basarang juga merupakan daerah penghasil daging sapi dan sudah memiliki pasar ternak, tempat para pedagang menjual sapi-sapi mereka. Tidak salah jika Basarang dikenal sebagai kawasan agropolitan.

Kentalnya nuansa Bali di Kecamatan Basarang diutarakan H Hamdhani, SIP, M.Sos saat berkunjung ke Desa Batu Nindan, satu di antara Kecamatan Basarang.

"Setiap berkunjung ke sini, saya merasa seperti berada di Bali. Saya juga memiliki banyak teman asal Bali. Orang-orangnya ramah dan terdidik. Itu yang saya senangi," ujar Politikus Partai Nasdem Hamdhani saat bertatap muka dengan ratusan warga Desa Batu Nindan.

Hamdhani datang ke Basarang dalam rangka Kunjungan Kerja pada masa reses II di daerah pemilihannya, Kalimantan Tengah, sejak 23 Desember lalu.

Dalam kunjungannya, Hamdhani disambut beberapa pemuka yakni kelian adat, kelian banjar, kepala desa dan tokoh masyarakat.

Saat hendak memasuki Banjar Merte Sari, pura tempat pertemuan, Hamdhani dan rombongan diminta mengenakan pakaian adat berupa tutup kepala yang disebut udeng serta rambet, yaitu sejenis selendang yang diikatkan dipinggang.

Di gerbang pura, anggota Komisi IV DPR RI itu disambut secara adat, yakni baleganjur atau tetabuhan gong yang berlanjut dengan suguhan tarian puspanjali.

"Upacara seperti ini biasanya dilaksanakan untuk menyambut tamu agung atau tamu dari jauh, biasanya orang pemerintahan," terang I Ketut Wiriasa, salah seorang pemuka masyarakat Desa Batu Nindan.

Acara tersebut juga dihadiri Camat Basarang Aswan, Kepala Bidang Produksi Pertanian Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Kabupaten Kapuas Jawardi, dan Kepala Desa Batu Nindan, Made Pasek. Hadir pula Danramil Basarang Kapten (Inf) Sirait.

Dalam kesempatan itu Hamdhani menerangkan tugas dan kewajibannya sebagai wakil rakyat. Hamdhani juga menerima keluh-kesah warga lewat dialog yang dimoderatori oleh Wayan Arke.

Masalah asuransi pertanian, dampak kebakaran lahan, dan peluang mendapatkan bantuan pertanian dan peternakan menjadi topik utama dalam dialog singkat tersebut.

Persoalan lain yang dikeluhkan warga Desa Batu Nindan adalah akses ke sekolah lanjutan pertama atau SMP yang jauh.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved