Selat Bali Diterjang Angin Tornado
Cuaca buruk yang terjadi di Gumi Makepung Jembrana semenjak beberapa hari belakangan ini kembali mengganggu arus penyeberangan di Pelabuhan
Penulis: I Gede Jaka Santhosa | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA – Cuaca buruk yang terjadi di Gumi Makepung Jembrana semenjak beberapa hari belakangan ini kembali mengganggu arus penyeberangan di Pelabuhan Penyeberangan Ketapang – Gilimanuk.
Rabu (17/2/2016), hujan deras yang disertai angin kencang memicu terbentuknya angin Tornado di Selat Bali yang menyebabkan puluhan kapal penyeberangan berhenti beroperasi.
Berdasarkan informasi Rabu kemarin, pusaran angin Tornado ini mulai muncul di Selat Bali pada pukul 18.07 WITA hingga pukul 18.29 WITA.
Meskipun tidak sampai memaksa pihak Syahbandar Ketapang dan Gilimanuk untuk memberlakukan buka-tutup pelabuhan, namun kemunculan angin Tornado ini sempat menghentikan arus pelayaran hampir setengah jam lamanya.
Syahbandar Gilimanuk, I Nyoman Daelon Wirawan membenarkan adanya kemunculan angin Tornado di Selat Bali tersebut.
Awalnya, sebelum pusaran Tornado terbentuk di Selat Bali, ia melihat kepulan awan hitam pekat atau awan Colonimbus (CB) yang datang dari arah Selatan.
Tak lama, sesampainya di Selat Bali tiba-tiba muncul pusaran angin Tornado di tengah laut sehingga mengakibatkan air laut naik ke udara dan seperti tersemprot keluar ke berbagai arah.
“Tinggi sekali itu Tornadonya, pusaran anginnya juga besar sekali. Ada satu pusaran yang datangnya dari Selatan menuju Barat. Tapi pas mau sampai di Ketapang sudah menghilang,” terangnya.
Akibat munculnya angin Tornado, kata dia, sejumlah kapal penyeberangan yang tengah berada di Selat Bali akhirnya memilih mematikan mesinnya guna menghindari kontak dengan angin tersebut.
Pihaknya juga terus berkomunikasi dengan operator kapal penyeberangan agar selalu waspada mengingat cuaca yang belakangan ini mewarnai langit Jembrana dan sekitarnya yang terbilang cukup ekstrim.
“Di BMKG tercatat kecepatan angin 2-6 Knot untuk hari ini, tapi tadi pantauan saya kecepatan anginnya itu sampai 15 Knot lebih. Selama saya menjabat di sini tumben lihat ada Tornado,” bebernya.
“Kalau sudah begini harus cepat dilakukan upacara Pakelem biar tidak ada lagi gangguan-gangguan penyeberangan. Kemarin juga sudah saya surati GAPASDAP terkait rencana Pakelem ini. Kita lihat nanti semoga para pengusaha ini bisa cepat merespon,” tandas Daelon ketika dikonfirmasi Rabu kemarin.
Sementara itu, Kasi Observasi dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Negara, Rahmat Prasetyo mengatakan kecepatan angin rata-rata di wilayah kota Negara pada Rabu kemarin di angka 5 sampai 6 Knot saja.
Sedangkan, saat terjadi angin Tornado di Selat Bali tersebut diperkirakan kecepatan anginnya di atas atau melebihi dari 15 Knot.
Pemicunya, kata dia, yakni cuaca buruk yang memang sudah sekian kali terjadi belakangan ini di langit Jembrana. Terlebih, sesaat sebelum kemunculan angin Tornado tersebut diawali dengan adanya awan CB yang juga membawa serta angin kencang sehingga menimbulkan pusaran angin yang membentuk angin Tornado tersebut.
“Yang terjadi di Selat Bali itu Waterspot, tapi kalau di darat itu namanya angin Puting Beliung. Perkiraan kami cuaca buruk ini terjadi sampai bulan Maret mendatang. Ini warning juga agar warga selalu waspada jika ada kemunculan awan CB,” terang Rahmat Rabu kemarin. (*)