Hari Raya Nyepi
Luar Biasa, Ogoh-Ogoh Banjar Tainsiat Bakal Ngarap ‘Bade Mas’
Pelaksanaan Catur Beratha Penyepian identik dengan pengusungan ogoh-ogoh pada malam hari, sehari sebelum menjelang Nyepi.
Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Irma Yudistirani
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pelaksanaan Catur Beratha Penyepian identik dengan pengusungan ogoh-ogoh pada malam hari, sehari sebelum menjelang Nyepi.
Berbagai bentuk dan gaya ogoh-ogoh meramaikan malam pengerupukan di Kota Denpasar.
Beragam lomba ogoh-ogoh juga tampak berlangsung di setiap desa pekraman Kota Denpasar.
Di lingkungan Desa Dangin Puri Kaja, Kecamatan Denpasar Utara, tampak pemuda Banjar Tainsiat sudah menyiapkan tema ogoh-ogoh khusus tahun ini.
Mereka mengusung Bade Mas sebagai ilmu pengeleakan tingkat tinggi.
Ogoh-ogoh ini mengilustrasikan sosok raksasa dengan perubahan wujud menjadi Bade Mas (Pengusung mayat di Bali yang keseluruhannya berwarna emas).
Ketua Sekaa Teruna Yowana Saka Bhuwana (STYSB) Banjar Tainsiat, Gung De, mengatakan tahun ini tentu mengusung tema berbeda.
Bade Mas menjadi garapan ogoh-ogoh yang diharapkan dapat memberikan warna baru bagi kreatifitas pemuda Kota Denpasar.
Pembuatan ogoh-ogoh Bade Mas, dengan tehnik pengulatan tanpa menggunakan bahan sterofoam.
Semua anatomi dibuat dengan ngulat.
Mulai dari bagian tapel atau muka, tangan hingga jari-jari kakinya.
Ukiran dan ornamen Bade dilakukan dengan tehnik ukir.
"Kami melibatkan seluruh anggota pemuda untuk bersama-sama mewujudkan sebuah garapan ogoh-ogoh Bade Mas," ujarnya.
Pengusungan ogoh-ogoh ini, menurut Gung De mengelilingi wilayah desa, yang juga melintasi titik nol Patung Catur Muka, dengan iringan tabuh Baleganjur.
"Kami tekankan pada penggunaan alat musik tradisional, tidak menggunakan sound system," ujar Gung De.
Tentu menurutnya, alat musik tradisional lebih memberikan taksu pada pengusungan ogoh-ogoh. (*)