Pasar Ubud Terbakar
25 Damkar Jinakkan Amukan Api di Pasar Ubud, Kebakaran Besar Ketiga di Bali Tahun 2016
Kebakaran hebat melanda pasar terbesar di kampung turis ini sejak pukul 05.30 Wita
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Wayan Eri Gunarta dan I Putu Darmendra
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR – Tumpukan kain di Blok A-Belakang Pasar Tradisional Ubud, Kecamatan Ubud, Gianyar, sudah menjadi abu, Kamis (24/3) pukul 10.00 Wita. Sebanyak 134 kios dan enam toko hangus terbakar. Empat kendaraan roda dua di tempat parkir juga hanya tinggal kerangka setelah dilahap si jago merah.
Kebakaran hebat melanda pasar terbesar di kampung turis ini sejak pukul 05.30 Wita. Percikan api dikabarkan muncul pertama dari kios nomor tiga lantai satu dari sudut barat pasar. Saat fajar menjelang, si jago merah kian membesar tak berselang lama hingga membakar seisi Blok A-Belakang.
Sebanyak 25 unit mobil pemadam kebakaran (damkar) dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gianyar, Bangli, Klungkung, Karangsem, Denpasar, dan Badung berjibaku memadamkan kobaran api yang membakar Blok A.
(Dihibur Wakil Bupati Gianyar, Air Mata Ketut Sukraini Tak Berhenti)
Pagi itu, kepanikan tidak bisa dihindari. Satu persatu para pedagang berdatangan setelah mendapatkan kabar berantai. Mereka histeris sampai menangis. Kobaran api menciptakan asap hitam membumbung tinggi mengepul di langit Ubud. 25 damkar silih berganti menyembur kobaran.
Atas kesigapan petugas yang dibantu warga, si jago merah akhirnya bisa dijinakkan tiga jam setelahnya atau sekira pukul 09.00 Wita. Seisi kios dan toko ludes terbakar.
Dalam kios-kios yang hangus dan hanya menyisakan onggokan kain tak berharga, petugas pemadam masih berusaha percikan api dan asap-asap yang berpotensi memunculkan kebakaran.
Para pedagang pasrah. Kendati api telah padam, mereka masih duduk di tangga menatap nanar bangunan yang sudah hangus. Satu sama lain saling menenangkan. Ada juga yang berpelukan berlinang air mata.
Pedagang yang menjadi korban kebakaran tampak sangat terpukul. Terlebih, tidak ada satupun pedagang di Blok A-Belakang yang berhasil menyelamatkan satu barang pun.
Wakil Bupati Gianyar, I Made Mahayastra, datang menghibur para korban. “Ibu tenang ya, kami akan secepatnya mencari solusi,” ucap Mahayastra.
Di tengah kerumuman para pedagang, Ni Ketut Sukraini, warga Banjar Ubud Kaja, duduk lemas di lantai tak jauh dari kiosnya yang terbakar. Tatapannya kosong, wajahnya pucat, anak perempuannya pun tidak henti-henti memeluknya.
Dalam kondisi shock, Sukraini mengatakan ia baru datang ke pasar pukul 06.00 Wita. Tidak satupun dagangannya bisa diselamatkan, lantaran saat itu api tengah mengamuk. “Semua dagangan saya hangus terbakar, tidak ada yang bisa pakai,” ucapnya, lalu mengusap air mata.
Beruntung Kesigapan Petugas
Kepala Pasar Ubud, Wayan Sukadana, saat ditemui belum bisa merinci berapa kerugian akibat kebakaran tersebut. "Nanti untuk kerugian dan sebagainya kita akan bahas dengan Pemerintah Kabupaten Gianyar," jelasnya saat ditemui Tribun Bali.
Sukadana saat itu terlihat masih pusing. Telepon genggamnya terus berdering. Polisi pun satu persatu mendatanginya.
Sukadana mengungkapkan, Blok A-Belakang dikontrak oleh 140 pedagang yang terdiri dari 134 kios dan enam toko. Masing-masing luasnya 2 x 1,5 meter.
Kesigapan petugas membuat Sukadana berucap terima kasih. Para pasukan penakluk api yang mengusung jargon pantang pulang sebelum padam mampu meredam amukan si jago merah tidak menjalar ke blok lainnya. Padahal jarak satu blok dengan blok yang lain tidak lebih dari lima meter.
"Pasar Ubud ada tiga blok yaitu A, B, dan C. Yang terbakar hanya Blok A. Beruntung kesigapan petugas mampu meredam api hingga tidak menjalar ke blok lainnya," jelas Sukadana.
Sebagai bentuk antisipasi kebakaran, Pemkab Gianyar mengklaim sudah melayangkan imbauan kepada pihak pasar dan para pedagang. Hal itu diungkapkan Kepala Bagian Ekonomi, Setda Kabupaten Gianyar, Gde Windia Berata.
Ia mengaku surat tersebut dilayangkan kepada kepala pasar dan PLN. Isinya agar pihak bersangkutan memonitor hal-hal yang berpotensi menimbulkan kebakaran seperti atensi terhadap instalasi listrik, dupa sebagai sarana persembahyangan, dan juga rokok.
"Pasca kebakaran Pasar Badung, kita sudah bersurat agar dimonitor, buktinya ada. Antisipasi lainnya kita juga sediakan pemadam kebakaran fortable. Itu sudah dilokasikan di pasar. Cuma karena kejadiannya pagi, jadi tidak ada orang," ungkapnya.
Windia mewanti-wanti pihak pengelola pasar untuk melakukan pendataan. Namun berdasarkan data perhitungannya, setiap pedagang rata-rata mengalami kerugian Rp 50 juta.
"Ada 140 pedagang yang menjadi korban kebakaran. Rata-rata satu pedagang mengalami kerugian sampai Rp 50 juta," ujarnya saat dikonfirmasi.
Pasar Ubud dibangun pada tahun 1986, kemudian direnovasi pada tahun 2012 ini. Pasar yang terdiri dari tiga blok ini secara keseluruhan menghabiskan biaya renovasi Rp 17 miliar. Kebakaran kemarin yang menghanguskan bangunan pasar Blok A, diprediksi menyebabkan kerugian miliaran.
"Nah makanya kita perlu melakukan pengecekan bangunan. Kita lihat kondisi bangunan, apa butuh renovasi saja atau pembangunan ulang. Kalau sampai pembangunan ulang, itu kisaran miliaran karena untuk pembangunan sebelumnya tiga blok menghabiskan anggaran Rp 17 miliar," paparnya.
.
Penyebab Kebakaran
Pasca kebakaran, Lab Forensik Polda Bali langsung turun ke lokasi. Namun tidak serta merta membuat sebab kebakaran terang benderang. Butuh waktu selama dua hari ke depan untuk mengetahui hal tersebut.
"Sesuai info dari tim Labfor, butuh waktu dua hari untuk cek lab," jelas Kapolsek Ubud, Kompol Ketut Widiada, mendampingi Tim Labfor Polda Bali.
Sementara kabar yang beredar, api diduga bersumber dari konsleting arus listrik. Percikan api dan asap muncul di kios nomor tiga dari bagian barat pasar. Kendati mendapat keterangan demikian, tampaknya polisi tidak mau buru-buru. "Nanti kalau ada kabar akan kami sampaikan," jelasnya.
Berdasarkan data yang dihimpun Tribun Bali dari BPBD Kabuten Gianyar, pada tahun 2015 telah terjadi 119 kasus kebakaran. Sementara untuk tahun 2016 sampai kejadian kemarin, tercatat telah terjadi 19 kasus kebakaran.
Kebakaran Pasar Ubud termasuk kebakaran besar di Bali dalam rentang tiga bulan pertama di tahun 2016. Secara beruntun hampir tiap bulan kebakaran terjadi, dimulai Pasar Legian Kuta pada 6 Januari, kemudian Pasar Badung pada 29 Februari, dan Pasar Ubud pada 24 Maret.