Bali Mandara Mahalango
ISI Denpasar Tampilkan Cerita Sang Lembu dan Sang Singa
Tarian kolosal ini mengisahkan kerajaan Negeri Baktali yang dipimpin Raja Eswarya Dharma.
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Kadek Karyasa
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Program Studi Karawitan, Pedalangan, Musik, Drama Institut Seni Indonesia (ISI) mempersembahkan sebuah seni kolosal yang berjudul "Tantri Kamandak" di Panggung Terbuka Ardha Candra, Denpasar, Bali, Sabtu (16/7/2016) malam.
Tarian kolosal ini mengisahkan kerajaan Negeri Baktali yang dipimpin Raja Eswarya Dharma. Sosok raja yang tampan rupawan, gagah, bijaksana dan sangat disenangi oleh rakyatnya.
Suatu ketika Sang Raja Eswarta Dharma berkelana mengililingi wilayah kerajaannya.
Pandangan matanya tertuju kepada sesosok gadis yang berparas cantik jelita.
Dari pertemuan sepintas itu, bayangan sosok gadis itu pun selalui menghantui pikirannya, dan sang raja pun terus mengintip keberadaan putri cantik itu.
Alangkah terkejutnya Sang Raja ketika gadis yang didambakannya itu memanggil ayah ke patih kerajaannya yang bernama Mahapatih "Bakte Swara".
Akhirnya sang raja tahu bahwa gadis itu bernama Tantri putri dari Mahapatih Bakte Swara.
Dengan keingginan raja mempersunting Tantri sebagai istri, akal bulus rajapun keluar, dan segera memerintahkan Mahapatih Bakte Swara membawa satu gadis perawan setiap hari.
Setelah sekian hari berlatut-larut, gadis perawan pun sudah habis dipersembahkan kepada Sang Raja.
Namun tidak ada satupun yang bisa menghambil hati Raja. Kini tinggal seorang gadis putri dari Mahapatih Bakte Swara, Tantri.
Mahapatih Bakte Swara tidak setuju Tantri dihaturkan kepada Sang Raja.
Akhirnya karena itu merupakan kemauan Tantri, Bakte Swara pun mengizinkannya pergi menghadap raja.
Raja sangat senang ketika melihat paras Tantri yang diajak ayahnya menghadap raja.
Akhirnya Bakte Swara mengizinkan Raja mempersunting putrinya sebagai permaisuri.