Fast Boat Meledak di Padang Bai Bali

Ledakan Boat Sebabkan Wisatawan Trauma Ke Bali, Gubernur Geram Dan Bupati Marah

Korban dalam peristiwa nahas tersebut terang-terangan menyatakan trauma datang ke Bali dan tidak merekomendasikan Pulau Dewata untuk para turis.

Penulis: A.A. Gde Putu Wahyura | Editor: Eviera Paramita Sandi
TRIBUN BALI / Saiful Rohim
Petugas tim Labfor memeriksa bangkai boat Gili Cat II di dermaga Pelabuhan Padang Bai, Karangasem, Bali, Jumat (16/9/2016). 

Ia mengakui dengan meledaknya kapal di wilayah perairan Bali ini tentu akan merugikan pariwisata Bali.

“Tentu saja kita berduka cita atas meninggalnya dua orang dan lainnya luka-luka. Saya kira itu sangat merugikan pariwisata kita seluruhnya,” jelasnya selepas acara peletakan batu pertama Energi Terbarukan di Kantor Gubernur Bali, Denpasar, Jumat (16/9/2016).

Pastika menyoroti kinerja Kasyahbandar Otoritas Pelabuhan (KSOP) Padang Bai.

Seharusnya KSOP lebih mengawasi kapal-kapal yang berlayar di perairan Bali.

“Perlu kewaspadaan, pemeriksaan yang lebih teliti lagi dari syahbandar. Jadi sebelum kapal berangkat harus betul-betul dicek, saya kira itu paling penting,” jelasnya dengan nada yang agak tinggi.

Sebelumnya, 15 Juli 2016, kapal cepat Marina Srikandi juga terbalik saat berlayar dari Pelabuhan Rakyat Amed, Desa Purwakerti, Kecamatan Abang, menuju Gili Trawangan.

Peristiwa ini terjadi akibat kapal bocor sehingga air masuk ke dalam dek kapal.

Sebanyak 32 penumpang yang merupakan wisatawan asing bersama nakhoda dan tiga anak buah kapal (ABK) selamat dari kecelakaan tersebut.

Sebelum kapal terbalik, para wisatawan memilih menceburkan diri lalu berenang untuk kembali ke pelabuhan.

Akibat dua kali kejadian dalam waktu berdekatan ini, Pastika meminta Dinas Perhubungan Provinsi Bali ikut mengontrol dan mengendalikan pelabuhan, karena selama ini seolah-olah pelabuhan itu adalah teritori tertutup.

Dikonfirmasi di tempat yang sama, Kepala Dinas Perhubungan, Informasi, dan Komunikasi Pemprov Bali, Ketut Artika, mengatakan kewenangan perizinan kapal merupakan kewenangan KSOP Padang Bai karena lintas provinsi.

Ia mengaku sudah sempat memperingatkan KSOP Padang Bai terkait dengan pengawasan yang lebih ketat karena sebelumnya juga sudah ada kapal tenggelam Marina Srikandi di Karangasem. "Kemarin sudah saya ingatkan," katanya.

Adapun Kepala KSOP Padang Bai, Ketut Gede Sudarma, menyebut bahwa kondisi boat sangat baik sebelum berlayar.

Tak ada tanda-tanda rusak pada mesin. Bunyi mesin fast boat terdengar masih bagus.

"Mungkin kejadian ini sudah takdir," katanya pasrah saat dikonfirmasi kemarin.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved