Kisah ‘Angker’ Selat Bali Hingga Bangkai Kapal Tak Pernah Ditemukan, Angin Datang Tiba-Tiba!

Selat Bali memang dikenal angker lantaran sejumlah kecelakaan laut serta kapal kandas yang terjadi selama ini terkesan ‘ganjil’

Penulis: I Gede Jaka Santhosa | Editor: Aloisius H Manggol
NET
Selat Bali. 

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA – Serentetan peristiwa kandasnya kapal penyeberangan di Selat Bali yang terjadi dalam beberapa pekan belakangan ini membuat para Nahkoda harus ekstra hati-hati.

Terutama ketika mewaspadai datangnya arus kuat yang kerap datang secara tiba-tiba di Selat yang memang dikenal ‘angker’ ini.

Sejumlah warga setempat menyebutkan, Selat Bali memang dikenal angker.

Lantaran sejumlah kecelakaan laut serta kapal kandas yang terjadi selama ini terkesan ‘ganjil’.

“Memang angker Selat Bali ini. Dulu ada kapal yang karam tapi hingga saat ini belum ditemukan bangkainya. Belum lagi kapal-kapal yang kandas, sudah ada di jalur yang benar tapi tiba-tiba saja kandas,” ungkap Sukirman, koordinator buruh-buruh pekerja di Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk, Rabu (12/10/2016).

Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribun Bali, peristiwa kapal kandas ini terjadi sebanyak dua kali dalam dua pekan ini.

Pertama yakni pada Kamis (29/9/2016) lalu yang menimpa Kapal Motor Penumpang (KMP) Gerbang Samudera V yang bertolak dari Pelabuhan Penyeberangan Ketapang menuju Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk.

Kapal yang dalam masa uji coba ini kandas di sebelah Timur lampu merah perairan Selat Bali atau di dekat dermaga  Landing Craft Machine (LCM) Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk pukul 20.00 WITA.

Dalam peristiwa itu seorang mekanik kapal, Didin (30) asal Probolinggo, Jawa Timur harus mengalami patah tulang lantaran kakinya tertimpa sekoci saat kapal tersebut kandas.

Teranyar Selasa (11/10/2016), KMP Munic III kandas di lokasi yang sama yakni di lampu merah perairan dekat dermaga LCM Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk sekitar pukul 05.45 WITA.

Meskipun tak sampai menimbulkan korban, namun proses evakuasi kapal ini terbilang lama.

Bahkan hingga dua unit kapal Tug Boat yang dikerahkan tak mampu menarik kapal ini kembali ke haluannya.

KMP Munic III akhirnya berhasil dievakuasi oleh petugas terkait pada Rabu (12/10/2016) subuh sekitar pukul 04.00 WITA.

Kapal ini kembali ke haluannya setelah terjadi arus pasang di sekitar lampu merah.

Sementara itu, Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Klas III Gilimanuk atau Syahbandar Gilimanuk, Boss Mascot membenarkan adanya dua peristiwa kapal kandas, yang terjadi di Selat Bali dalam dua pekan belakangan ini.

Menurutnya, karakteristik perairan di Selat Bali ini memang unik jika dibandingkan dengan perairan manapun di tanah air.

Sehingga nahkoda yang sudah pengalaman pun kerap masih mengalami kandas di lokasi ini.

Penyebab utama kapal-kapal ini kandas, kata dia, ialah perubahan arus serta kecepatan angin yang berubah dengan tiba-tiba.

Selain itu, kondisi pasang-surut air laut yang memang kerap tak bisa diprediksi menjadi momok tersendiri bagi para nahkoda terutama ketika hendak bersandar di dermaga LCM Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk yang notabene dekat dengan Pura Segara Gilimanuk tersebut.

“Arus di Selat Bali ini memang kuat sekali dan sering berubah secara tiba-tiba, begitu pula dengan pasang-surut air lautnya. Di setiap pertemuan dan di radio sudah sering kami himbau agar para nahkoda mewaspadai uniknya Selat Bali ini,” katanya.

“Dulu juga sudah sempat dilaksanakan upacara Pakelem, Petik Laut juga sudah baru-baru ini untuk keselamatan di Selat Bali ini. Tapi tetap ada saja kapal kandas yang penyebabnya di luar logika,” tandas Mascot ketika dikonfirmasi Rabu (12/10/2016). (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved