Rektor Perempuan Pertama Unud
Prof Raka Sudewi, Rektor Perempuan Pertama Unud, Terpilih setelah Unggul 1 Suara
Dalam suara pemilihan rektor Unud kemarin, Prof. Raka Sudewi yang memperoleh 107 suara berhasil mengalahkan Prof. Dr. drh. I Made Damriyasa
Laporan Wartawan Tribun Bali, Widyartha Suryawan
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA – Prof. Dr. dr. Anak Agung Raka Sudewi yang saat ini menjabat sebagai Direktur Pascasarjana Universitas Udayana (Unud) akhirnya terpilih sebagai Rektor Unud perempuan pertama pada Jumat (11/8/2017).
Dalam suara pemilihan rektor Unud kemarin, Prof. Raka Sudewi yang memperoleh 107 suara berhasil mengalahkan Prof. Dr. drh. I Made Damriyasa (106 suara), dan Dr. Drs. Anak Agung Ngurah Gunawan (32 suara).
Baca: 10 Fakta Pemilihan Rektor Unud Hingga Memenangkan Sudewi, Unggu 1 Suara dari Damriyasa
Baca: Mengungkap Keseharian Prof Sudewi yang Terpilih Sebagai Rektor Unud, Ini Rahasianya!
Total suara sebanyak 245, terdiri dari 65 persen suara Senat Guru besar Unud dan 35 persen perwakilan Kemenristekdikti (Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi).
Hal itu mengacu pada Permenristekdikti Nomor 19 Tahun 2017 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Pemimpin Perguruan Tinggi Negeri.
Ketua Panitia Pemlihan Rektor (Pilrek) Unud, Prof. Dr. I Gede Mahardika, M.S. mengatakan anggota senat yang hadir dalam sidang tertutup pemilihan rektor Unud sebanyak 159 orang dari total 166 anggota.
Kemudian, perwakilan Kemenristekdikti sebanyak 86 orang memiliki hak suara untuk memenuhi 35 persen suara yang disyaratkan.
“Setelah ini, hasilnya diserahkan ke Kementerian sehingga bisa dibuat surat keputusan (SK) secepatnya. Setelah itu barulah rektor terpilih Unud ditetapkan, dan bisa dilakukan serah terima jabatan,” ujar Prof Mahardika.
Prof. Raka Sudewi mengaku sangat bersyukur dapat terpilih sebagai rektor perempuan pertama di Unud.
Menurut dia, keterpilihan dirinya merupakan amanat sekaligus tanggung jawab untuk memajukan Unud ke depan.
“Yang paling penting, hari ini Udayana telah berhasil melaksanakan suatu karya agung, pemilihan rektor periode 2017-2021 dalam suasana kondusif, aman, damai,” ujar Prof. Raka Sudewi selepas pemilihan.
Akademisi asal Banjar Puri Kelodan, Ubud, Gianyar ini mengatakan akan melanjutkan program rektor sebelumnya dan memperbaiki yang masih kurang.
Prof Raka Sudewi akan memprioritaskan pelaksanaan visi-misi dan program kerja yang sudah dibentuk bersama timnya.
Antara lain, peningkatan tata kelola universitas, peningkatan kualitas pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, kompetensi SDM, hingga peningkatan infrastruktur dan sarana prasarana penunjang aktivitas akademik maupun non akademik.
“Hal yang pertama kali akan dilakukan adalah kami punya program 100 hari kerja. Nanti akan dilakukan evaluasi dulu. Untuk melangkah lebih baik ke depan, kita akan lihat database sudah sejauh mana pencapaian yang sudah dilakukan,” imbuhnya.
Sementara itu, Prof. Damriyasa yang pada tahap penyaringan sempat unggul dengan 93 suara, mengaku agak kaget dengan hasil akhir pemilihan tersebut.
Pasalnya, perolehan suaranya dalam pemilihan hanya berbeda 1 suara dengan yang diperoleh Prof Raka Sudewi.
Ia menilai hal itu dipengaruhi oleh suara dari Kemenristekdikti yang sebesar 35 persen.
“Kalau saya berpikir rasional, paling tidak keputusan yang diambil oleh senat pada tahap penyaringan, itu bisa mencerminkan hasil akhir pemilihan. Hal seperti itu terjadi pada universitas-universitas lain. Tapi, sama sekali tidak disangka bahwa perolehan suara saya akhirnya kalah. Tapi kan sudah terjadi, ya kita harus menerima,” ujar Prof Damriyasa ketika ditemui selepas pemilihan.
Meskipun demikian, Prof. Damriyasa yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Rektor I Unud tidak ingin disebut dirinya kecewa.
Ia mengaku bersyukur karena proses pemilihan rektor berjalan dengan lancar setelah sempat tertunda.
Seharusnya, proses pemilihan rektor Unud sudah dilaksanakan pada 20 Juni lalu.
Prof. Damriyasa berharap rektor terpilih bisa membawa Unud lebih baik lagi.
Sebab, menurutnya, rektor merupakan representasi dari universitas bersangkutan.
Seorang rektor juga akan menjadi figur yang tampil di forum-forum rektor, termasuk pertemuan-pertemuan ilmiah di tingkat nasional maupun internasional.
“Saya kira segenap civitas akademika Universitas Udayana menginginkan hal yang sama, yaitu Unud bisa lebih maju lagi ke depan,” imbuh Prof. Damriyasa.
Untuk diketahui, pemilihan rektor Unud sudah melalui beberapa tahap. Mulai dari tahap sosialisasi lima bulan sebelum pemilihan (sekitar Maret lalu), tahap penjaringan yang mendapatkan empat bakal calon rektor, dan tahap penyaringan untuk menentukan 3 calon rektor.
Ketiga calon rektor itulah yang kemarin “bertarung” untuk dipilih salah-satu dari mereka sebagai rektor.
Yang berhak memilih adalah Senat Guru Besar Unud (memiliki 65 persen suara), dan perwakilan dari Kemenristekdikti (memiliki 35 persen suara).
Dari hasil akhir pemilihan, Prof Raka Sudewi secara definitif akan mulai menjabat rektor setelah mendapat surat keputusan (SK) dari Kemenristekdikti sekaligus menggantikan pejabat Pelaksana Tugas ((Plt) Rektor Unud Dr. Ir. Patdono Suwignjo, M. Eng. Sc.(*)