Kampanyekan Hidup Bersih, Pensiunan Marinir Keliling Denpasar Gunakan Sepeda Listrik
Ketut Darwata, mantan anggota marinir ini memilih keliling pakai sepeda tiap harinya selepas pensiun dari satuannya TNI AL.
Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: imam rosidin
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Ketut Darwata, mantan anggota marinir ini memilih keliling pakai sepeda tiap harinya selepas pensiun dari satuannya TNI AL.
Tujuannya hanya satu, ingin mengampanyekan lingkungan agar tetap bersih.
Sabtu (19/8/2017) kemarin, sinar matahari cukup panas saat Ketut Darwata menggayung sepeda listriknya di Jalan WR Supratman, Denpasar, Bali.
Ada yang istimewa pada bagian sepeda yang dibawanya, yakni bagian belakang selalu terdapat kertas bertulisakan ‘Mari Bersepeda Agar Udara Tetap Bersih’.
Kertas ini selalu dibawa ke manapun sepeda listrik itu melaju.
Tulisan ini menyita perhatian para pengguna jalan. Tujuan dari tulisan ini kata Darwata adalah bagian dari kampanye menjaga lingkungan agar tidak semakin terpolusi.
"Saya tidak mau mengotori udara. Dari dulu memang selalu pakai sepeda. Kalau jarak dekat saya pakai sepeda ontel. Kecuali kalau jauh, saya pakai sepeda listrik ini," kata Darwata, Sabtu (19/8/2017).
Selain tidak menyebabkan polusi, Darwata tertarik dengan sepeda ini lantaran hemat, praktis, dan ekonomis.
Selain itu, menggunakan sepeda juga untuk gaya hidup sehat, dengan pemakaian listrik dan biaya perawatan yang tidak banyak.

Karena itu dia tidak akan pernah mau membeli sepeda motor.
Saat baru memiliki sepeda listrik tersebut, Darwata mengaku sering berkampanye mengajak sebanyak-banyaknya masyarakat khususnya para pelajar untuk ikut menggunakan sepeda listrik.
Ia kerap berkeliling khususnya di sekolah-sekolah yang ada di Denpasar pada pagi dan siang hari. Selain ramah lingkungan, harga sepeda juga terjangkau.
"Maksudnya biar anak sekolah itu tidak pakai sepeda motor. Saya rasa ini cocoklah buat para pelajar," terang warga asal Batubulan, Gianyar ini .
Setelah lama sempat berkampanye di sekolah-sekolah, sepeda miliknya pun sempat rusak. Waktu itu, ia sempat kebingungan mencari bengkel memperbaiki sepedanya.
Sebab, baik bengkel sepeda motor maupun bengkel sepeda tidak mau menangani sepedanya yang sempat rusak.