Banjir di Bali
2 Pedagang Pasar Kumbasari Bali yang Meninggal Akibat Banjir Menerima Santunan BPJS Ketenagakerjaan
Sebelum kejadian, Ardana mengantarkan sang ibu ke pasar untuk berjualan sekitar pukul 02.00 Wita
Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Dua pedagang Pasar Kumbasari, Denpasar, Bali, yang meninggal akibat banjir pada 10 Mei 2025 lalu, menerima santunan BPJS Ketenagakerjaan pada Senin 6 Oktober 2025 di Kantor Wali Kota Denpasar.
Keduanya adalah Ni Ketut Merta sebesar Rp 70.020.000, dan Ni Wayan Lenyod sebesar Rp 70.000.000, yang diterima anak korban.
I Nengah Ardana yang merupakan anak dari Ni Ketut Merta mengaku berterima kasih atas santunan yang diberikan, sehingga bisa meringankan beban keluarganya.
Ardana menuturkan jika ibunya berjualan pindang di Pasar Kumbasari.
Baca juga: Pasca Banjir Bali, Pura Melanting Pasar Kumbasari dan Pura Taman Beji Terima Bantuan Rp740 Juta
Sebelum kejadian, ia mengantarkan sang ibu ke pasar untuk berjualan sekitar pukul 02.00 Wita.
Namun, tiga jam kemudian, ia mendapat kabar jika ibunya tidak ditemukan saat banjir menerjang pasar.
“Kejadian persisnya saya tidak tahu. Saya mendengar kabar dari kakak, jam 5 ibu katanya tidak ditemukan,” papar pria asal Angantelu, Karangasem ini.
Dirinya pun mengaku masih terbayang wajah sang ibu hingga saat ini.
“Saya tidak bisa berkata-kata. Sampai saat ini saya terus teringat wajah ibu saya,” paparnya.
Jenazah sang ibu ditemukan keesokan harinya sekitar pukul 09.30 Wita.
“Dapat info dari Basarnas, disuruh ke RS Sanglah untuk cek, dan ternyata benar itu memang ibu saya,” paparnya.
Sementara itu, Ni Putu Priliyanti, putri dari korban Ni Wayan Lenyod mengatakan, jika sang ibu selama ini merupakan tulang punggung keluarga.
Di Pasar Kumbasari, ibunya berjualan ikan segar di basement pasar.
Dirinya mendapat informasi sang ibu menjadi korban banjir dari rekan sesama pedagang.
“Waktu itu jam 05.15, dapat info dari pedagang yang sering diajak sama ibu kalau ada banjir di pasar. Pedagang katanya menyelamatkan diri masing-masing, tapi ibu saya dan satu lagi pedagang dari Serangan, Ibu Suwitri yang dipanggil Ibu Gilang tidak ditemukan,” paparnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.