Panglukatan Pancuran Solas di Abiansemal, Simbol Kekuatan Dewata Nawa Sanga

Ratusan pemedek umat Hindu melaksanakan banyupinaruh atau penyucian diri setelah Hari Raya Saraswati di Panglukatan Pancuran Solas Pura Tirta Taman

Tribun Bali/I Made Prasetia Aryawan
Para pemedek saat melakukan pemelukatan di Pancoran Solas di Taman Mumbul, Sangeh, Abiansemal, Badung, Mingu (20/8/2017). 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Ratusan pemedek umat Hindu melaksanakan banyupinaruh atau penyucian diri setelah Hari Raya Saraswati di Panglukatan Pancuran Solas Pura Tirta Taman Mumbul, Sangeh, Abiansemal, Badung, Bali, Minggu (20/8/2017).

Panglukatan ini memang terkenal dan ramai dikunjungi jika pada hari raya.

Menurut pantauan, pemedek mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa melakukan pemelukatan setelah Hari Raya Saraswati.

Banyupinaruh merupakan upacara yadnya yang dilakukan setelah Hari Raya Saraswati dengan melakukan pembersihan diri atau pemelukatan.

Salah satu pemedek asal Abiansemal, Luh Yuliastini (24) mengatakan, tetap melakukan banyupinaruh ke berbagai tempat seperti pantai dan tempat pemelukatan lainnya.

“Setiap setelah Saraswati saya melakukan banyupinaruh. Tapi sekarang saya melakukannya di sini (Pancuran Solas) untuk sekalian melukat,” ujarnya.

Dia melanjutkan, setelah melakukan pemelukatan di Pancuran Solas dirinya merasa segar dan pikirannya jernih.

“Setelah melukat rasanya sangat seger,” ungkapnya.

Ketua Pengelola Taman Mumbul, Ida Bagus Made Bawa mengatakan, pemedek yang tangkil sudah dimulai sejak Hari Raya Saraswati, Sabtu (19/8/2017).

“Sejak Hari Raya Saraswati sudah ramai yang ke sini melakukan pemelukatan maupun persembahyangan saja,” ujar Bawa, Minggu (20/8/2017).

Dia juga menyebutkan, bahwa sudah ada ribuan pemedek yang tangkil untuk melakukan pemelukatan sejak Saraswati.

Pemedek yang tangkil didominasi oleh anak usia remaja atau yang masih sekolah.

“Biasanya mereka (remaja) yang sudah melakukan persembahyangan di sekolahnya kemudian datang ke sini untuk melukat,” ungkapnya seraya mengatakan bahwa selain hari suci, juga banyak pemedek yang tangkil ke tempat pemelukatan ini.

Dia mengungkapkan, Panglukatan Pancuran Solas ini merupakan simbol dari kekuatan Dewata Nawa Sanga atau yang menjaga sembilan penjuru mata angin.

Di antaranya pancuran yang paling kiri (utara) adalah simbol dari kekuatan Dewa Siwa, kemudian Dewa Sambu, Dewa Sangkara, Dewa Rudra, Dewa Maheswara, Dewa Wisnu, Dewa Mahadewa, Dewa Brahma dan Dewa Iswara.

Sementara untuk dua paling selatan ada dua pancuran yang merupakan simbol dari kekuatan Dewi Saraswati dan Dewi Gangga.

“Awalnya para pemedek melakukan persembahyangan terlebih dahulu, kemudian masuk ke areal panglukatan mulai dari kanan atau selatan. Setelah usai melukat, pemedek kembali melakukan persembahyangan dan meminta tirta panugrahan,” jelasnya.(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved