Breaking News

NGERI, Begini Jiwa Sang Pendosa Disiksa di Neraka, 1 Hari di Neraka Sama dengan 50 Tahun di Bumi

Tombak di tangan kiri, gada di tangan kanan, dijungkirkannya tubuh lelaki itu, sebelum dibanting terkapar sampai berbusa mulutnya, dan terjulur lidah

intisari-online.com
Awalnya, Bentuk Bumi Lebih Mirip Taman Eden daripada Neraka 

Kata Kunjarakarna Dharmakatana sendiri banyak orang mengetahui artinya, yaitu ajaran suci bagi pendosa berat bernama Kunjarakarna.

Namun, barangkali hanya beberapa gelintir orang saja yang tahu, betapa dalam makna yang tersirat dalam kakawin ataupun pada pahatan relief batu tersebut.

Sebetulnya, lakon religius ini mengandung tema ajaran kebatinan dalam usaha manusia mencapai kesempurnaan hidup di dunia dan akhirat.

Ahli Jawa kuno kenamaan Zoetmulder dalam bukunya Kalangwan, sempat menyinggung dan menilai kakawin ini sebagai karya sastra klasik yang lain daripada yang lain, namun sarat akan ajaran moral didaktis yang sangat penting guna memahami sistem kepercayaan masyarakat pada masa itu (Zoetmulder, 1983).

Hidup adalah samsara (penderitaan), begitu ajaran kebatinan lakon aneh itu diawali. Samsara yang ganas mengancam manusia dari sudut “enam musuh” ialah hawa nafsu.

Musuh-musuh itu bisa dikalahkan manakala setiap noda dilenyapkan dengan manawisesa. Tapi sungguh berat mencapai pengetahuan mulia itu.

Bilamana seseorang telah memutuskan tenggelam di dalamnya dengan menjadi biku, maka hendaknya jangan membedakan ketiga jalan aliran pemuda Buddha, Siwa, atau jalan para Resi.

Andaikan para biku tadi telah berupaya mencapai kelepasan namun tak berhasil, ini disebabkan setiap aliran masih menganggap dewanya paling unggul dari dewa lainnya.

Pada sisa relief yang tertimpa lumut dan jamur itu, lakon siksa neraka ini masih jelas menampilkan pesan betapa hukum sebab akibat berlaku.

Manusia di bumi memang bisa berbuat sesukanya. Namun kelak di akhirat akan mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Ngunduh wohing pakarti (suka tidak suka, menerima risiko atas segala perbuatannya), sebuah konsep sederhana yang sudah lama ada, bahkan jadi sistem tersendiri sebagai kendali perilaku manusia leluhur kala lampau, menunjukkan hal itu.

Menurut Kitab Kunjarakarna, ada 20 kelompok kejahatan yang menyebabkan sukma manusia masuk neraka dan disiksa.

Kelompok kejahatan yang disebut anidya paradrwya misalnya, dilakukan oleh mereka semasa di dunia yang selalu dipenuhi nafsu untuk memiliki harta yang bukan miliknya.

Mereka adalah pencuri, perampok, termasuk koruptor, dan manipulator.

Lumayan berat hukuman buat kelompok manusia macam ini. Katanya, tubuh itu nanti akan dipotong-potong dengan gergaji besi panas membara.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved