Gunung Agung Terkini

Jro Mangku Mokoh Muspa di Puncak Gunung Agung, 'Suara Angin Seperti Desiran Ombak', Ini Keyakinannya

Menurutnya, kondisi kawah memang mengalami perubahan sejak status gunung meningkat menjadi Awas pada 22 September lalu.

Penulis: Saiful Rohim | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
Tribun Bali/Saiful Rohim/Facebook Pusdalops BPBD Prov Bali
Gunung Agung, inzet: Jro Mangku Mokoh 

TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA – Sejak berstatus Awas, Jro Mangku Mokoh telah empat kali menggelar muspa di puncak Gunung Agung.

Pemangku asal Dusun Puragae, Desa Pempatan, Kecamatan Rendang, Karangasem, Bali ini merencanakan untuk kembali ke puncak Gunung Agung pada 29 Oktober nanti untuk muspa yang kali kelima.

Baca: Hari Ini Status Gunung Agung Dievaluasi, Seperti Apa Kondisi Terkininya?

Selama muspa, Jro Mangku Mokoh mengaku telah mencium bau belerang di sekitar pertengahan menuju puncak Gunung Agung.

“Masalah bau belerang di bibir kawah tidak ada. Tetapi di pertengahan gunung sudah tercium bau belerang,” kata Jro Mangku Mokoh saat ditemui di rumahnya , Rabu (25/10/2017) siang.

Menurutnya, kondisi kawah memang mengalami perubahan sejak status gunung  meningkat menjadi Awas pada 22 September lalu.

Di sekitar kawah terlihat dua lubang yang mengeluarkan asap solfatara.

Satu, lubangnya panjang, dan satunya lagi berbentuk bundar.

Volume asap yang keluar dari lubang banyak.

“Asap yang dikeluarkan dari lubang kawah tidak berbau. Asap yang keluar membumbung tinggi hingga ketinggian ratusan meter. Sekitar kawah hanya terdengar bunyi angin yang menyerupai desiran ombak, cukup keras. Kondisi  awan cukup dingin dibanding sebelumnya.Di sekitar kawah sudah ditemukan air, asap, abu. Semoga Gunung Agung tidak mengalami erupsi,” harap Jro Mangku  Mokoh.

Info dihimpun Tribun Bali di lapangan, bau belerang belum tecium hingga ke lereng Gunung Agung.

Seperti di Desa Sebudi, Kecamatan Selat. Desa Yeh Kori, Kecamatan Bebandem.

Desa Besakih, Kecamatan Rendang, dan lereng gunung Kecamatan Kubu. 

Mangku Mokoh bersama rekannya mengaku naik ke puncak untuk menggelar muspa, serta ngaturan pekelem sesuai keyakinannya.

Pada pendakian pertama, ia melakukan muspa serta menaburkan daun di sekitar kawah.

Kedua, ia juga muspa dan taburkan bunga.

Pada pendakian ketiga, Mangku Mokoh tabur buah.

Pada pendakian keempat, ia ngaturan pekelem 2 ekor itik dan ayam.

Mangku Mokoh berencana kembali ngaturan pekelem di sekitar puncak Gunung Agung pada Minggu (29/10/2017) nanti.

Sarana pekelem yang dihaturkan berupa ayam dalam telur.

Rencana ini besar kemungkinan dilakukannya.

”Saya ke puncak Gunung Agung bukan nekat, tapi untuk muspa,” jelasnya.

“Pokoknya semuanya akan dilakukan. Tanggal 29 Oktober nanti yang terakhir. Saya yakin ada Tuhan melinggih di puncak,” ucap Jro Mangku Mokoh.(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved