Berita Bali
Puluhan Anak Jalanan Masuk Bali Terciduk di Gilimanuk, Lakukan Aksi Memalak Pengguna Jalan
pihak pelabuhan agar bisa mempertimbangkan pembelian tiket atau penyeberangan bagi pengguna jasa seperti anak jalan
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Puluhan anak jalanan yang didominasi anak di bawah umur terciduk di Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Jembrana, Bali, selama tahun 2025 ini.
Parahnya, saat ditemukan mereka tanpa identitas dengan cara menyelinap di truk barang hingga sebagian kelompok juga melakukan hal yang merugikan orang lain seperti memalak pengguna jalan dan pengunjung toko.
Diketahui belakangan ini, bahkan anak jalanan yang nekat masuk Bali bisa leluasa membeli tiket tanpa menunjukkan identitas resmi.
Menanggapi hal tersebut, Lurah Gilimanuk, Ida Bagus Tony Wirahadikusuma mengakui sempat mendampingi Kapolres Jembrana dan Dandim 1617/Jembrana telah berkomunikasi dengan pihak ASDP Pelabuhan Gilimanuk.
Baca juga: Sekelompok Anak Jalanan Di Bawah Umur Beli Tiket di Ketapang, Tanpa Tujuan Jelas Masuk Bali
Dalam kesempatan tersebut, pihaknya menyampaikan beberapa poin penting sebagai antisipasi hal serupa (anak jalanan tanpa identitas dan tujuan jelas ke Bali) terulang kembali di kemudian hari.
"Kemarin kita sempat mendampingi Kapolres dan Dandim berkomunikasi ke ASDP Gilimanuk untuk disampaikan ke ASDP Ketapang," ujar Tony saat dikonfirmasi, Minggu 7 September 2025.
Dalam pembahasan tersebut, kata dia, pihaknya menyampaikan tiga poin penting ke ASDP.
Pertama, pihak pelabuhan atau otoritas terkait agar memastikan seluruh pengguna jasa penyeberangan membeli tiket dan tercatat di manifest resmi penumpang untuk memastikan mereka terdaftar dan mengantisipasi hal yang tak diinginkan.
Kemudian, pihak pelabuhan agar bisa mempertimbangkan pembelian tiket atau penyeberangan bagi pengguna jasa seperti anak jalan yang tidak dilengkapi dengan identitas resmi (KTP) bagi yang sudah wajib KTP.
"Selanjutnya, diharapkan pihak ASDP atau Perusahaan Pelayaran harus tegas menolak ketika ada sekelompok anak jalanan apabila naik kapal ferry tanpa tiket atau bawa tiket tapi tidak membawa KTP atau identitas yang dicatat tidak sesuai," tegasnya.
Dengan komunikasi tersebut, pihak pelabuhan diharapkan juga memberikan saran dan penegasan kepada agen-agen tiket di sekitar pelabuhan untuk melakukan transaksi sesuai SOP.
Hal ini untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan terjadi ke depannya.
Terlebih lagi, pada Juli 2025 lalu, diketahui KMP Tunu Pratama Jaya mengalami insiden black out dan tenggelam di Selat Bali.
Selama masa pencarian, terungkap sejumlah penumpang kapal justru tak tercatat di manifest resmi penumpang. Hal ini sangat berdampak kepada korban.
"Semoga pihak pelabuhan khususnya ASDP benar-benar bisa menerapkan dan tegas ke pihak perbankan atau agen tiket yang ada di sekitarnya," harapnya.
Kumpulan Artikel Jembrana
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.