Kisah Asmara: Nestapa Cinta Rahwana Kepada Sinta yang Menggetarkan Hati
Meski dia bisa memaksa atau bahkan memperkosa Sinta, Rahwana tak pernah mau melakukannya.
TRIBUN-BALI.COM - Rahwana adalah Penjahat. Rama adalah pahlawan.
Kredo yang sudah mendarah daging ini mungkin benar.
Namun dalam urusan cinta, sekali lagi dibatasi dalam urusan cinta, kredo tersebut mungkin bisa diperdebatkan.
Karena percaya bahwa manusia itu punya dua sisi (tidak ada yang sepenuhnya hitam, tidak ada yang sepenuhnya putih).
Coba sekarang kita melihat dari sisi Rahwana atau dari sisi orang lain yang kita tak bisa melihatnya.
Dalam sebuah epik diceritakan, Rahwana mencintai satu wanita, Dewi Sinta namanya.
Sang waktu akhirnya mempertemukannya dengan Sinta yang sayangnya sudah menjadi istri Rama, Raja Ayodya, karena memenangi sayembara di Kerajaan Mantili.
Melihat cinta sejatinya sudah menjadi milik orang lain, Rahwana tinggal punya dua pilihan: merelakannya atau merebutnya dengan taruhan apa pun, bahkan nyawa.
Dan, Rahwana memilih pilihan kedua.
Sinta pun diculiknya dan dibawa pulang ke Alengka.
Selama tiga tahun disekap, Sinta diperlakukan bak ratu oleh Rahwana.
Meski dia bisa memaksa atau bahkan memperkosa Sinta, Rahwana tak pernah mau melakukannya.
Rahwana tahu, cinta sejati tak butuh dipaksa.
Dia pun tak pernah menyentuhnya.
Menunggu. Menunggu adalah hal terbaik agar sang dewi tak terluka hatinya.