Hari Raya Nyepi

Melasti di Tanah Lot Jadi Daya Tarik Wisatawan

Rangkaian Hari Raya Nyepi tahun saka 1940 akan jatuh pada hari Sabtu tanggal 17 Maret 2018 diawali dengan upacara ritual melasti

Penulis: I Made Argawa | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
Tribun Bali/I Made Argawa
Upacara melasti di Tanah Lot, Tabanan, Rabu (14/3/2018) 

TRIBUN-BALI.COM, TABANAN – Rangkaian Hari Raya Nyepi tahun saka 1940 akan jatuh pada hari Sabtu tanggal 17 Maret 2018 diawali dengan upacara ritual melasti (penyucian diri jelang Hari Raya Nyepi).

Di obyek wisata Tanah Lot, upacara ritual melasti menjadi agenda wisata tersendiri dan diminati wisatawan lokal maupun asing.

Seorang wisatawan perempuan asal Jepang, Saki (27) mengatakan dirinya senang bisa melihat ritual melasti karena baru pertama kali datang ke Bali.

“Acara bagus dan unik, saya baru pertama kali melihatnya,” katanya, (14/3).

Ia memang khusus datang ke Bali dan mengagendakan kunjungan ke Tanah Lot karena tempat wisatanya sudah terkenal dan banyak dikunjungi wisatawan.

“Saya senag melihat tanah lot,” terangnya dalam bahasa Inggris.

Seorang wisatawan lokal, Erawan asal Surabaya mengatakan cukup beruntung bisa menyaksikan ritual melasti.

Ia bersama keluarga akan menghabiskan liburan di Bali saat Nyepi.

“Memang khusus saya datang ke Bali saa Nyepi,” ujarnya.

Meskipun suasana hujan di sore hari, tidak menyurutkan niat dari wisatawan menyaksikan ritual Nyepi.

Sementara itu, Manajer DTW Tanah Lot I Ketut Toya Adnyana menyebutkan, prosesi ritual melasti oleh desa yang paling dekat dengan Tanah Lot, yakni Desa Pakraman Beraban digelar pada Rabu (14/3/2018) sekitar pukul pukul 15.00 wita dengan berjalan kaki dari Pura Bale Agung sebagai tempat berkumpulnya seluruh pratima menuju pantai Tanah Lot

Prosesi Melasti Desa Pekraman Beraban melibatkan ratusan warga dari lima belas banjar adat atau dusun hingga membuat kemacetan sepanjang jalur Tanah Lot

Ada 44 pura yang ada di Desa Pakraman Beraban.

Masing-masing pura tersebut membawa pratima.

Dengan adanya prosesi Melasti Desa Pakraman Beraban, jalan dari sebelah utara ke arah selatan sampai Tanah Lot ditutup saat ritual melasti.

Sehingga untuk para pengunjung yang berada di Tanah Lot belum bisa meninggalkanDTW Tanah Lot, begitu juga sebaliknya untuk pengunjung yang menuju ke DTW Tanah Lot belum bisa melintas sampai iring-iringan ritual melasti tiba di pantai.

Toya Adnyana menambahkan, pihaknya sudah dari awal mengantisipasi pengunjung dan arus lalu lintas terkait ritual melasti.

“Kami telah menginfokan sebelumnya lewat imbauan tentang prosesi ini. Jadi wisatawan yang ingin menyaksikan langsung pasti akan tinggal dan yang mungkin dikejar waktu pasti meninggalkan kawasan wisata lebih dulu,” ujarnya.

Untuk pengaturan arus lalu lintas, DTW Tanah Lot juga melakukan antisipasi dengan melakukan koordinasi pada kepolisian dan pecalang desa pekraman agar ritual melasti berjalan dengan lancar. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved